Mohon tunggu...
Wijia Prasetya
Wijia Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

aku suka apapun, asal tidak memberatkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Naskah Drama "Sepasang Merpati Tua"

26 November 2024   16:28 Diperbarui: 26 November 2024   16:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/sampul_kristen/

Penokohan dalam drama ini lebih berfokus pada dinamika emosional dan psikologis pasangan tersebut, menggambarkan bagaimana mereka saling mendukung meskipun menghadapi berbagai tantangan.

3. Alur

Alur dalam drama ini cenderung sederhana dan mengalir. Cerita berfokus pada kehidupan sehari-hari pasangan tersebut, dengan menyoroti percakapan-percakapan yang penuh makna dan refleksi tentang hidup yang telah mereka jalani. Alur cerita ini mengalir secara linear, dengan dialog-dialog yang lebih mengedepankan kedalaman emosional daripada konflik eksternal yang besar.

4. Setting

Setting dalam drama ini kemungkinan besar berada di rumah pasangan tersebut, menciptakan suasana yang intim dan melankolis. Latar ini mendukung tema yang diangkat, yaitu kehidupan sehari-hari pasangan yang sudah lanjut usia, dengan ruang yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang hidup mereka.

5. Pesan Moral

Salah satu pesan moral yang terkandung dalam drama ini adalah tentang pentingnya menjaga dan menghargai hubungan dalam kehidupan, terutama saat memasuki usia tua. Drama ini mengajarkan kita tentang apa itu arti kesetiaan, pengertian, dan cinta yang tak lekang oleh waktu. Dalam usia senja, cinta tidak hanya tentang fisik, tetapi juga tentang kebersamaan, kenangan, dan saling mendukung satu sama lain.

6. Bahasa dan Gaya Penulisan

Gaya bahasa yang digunakan dalam drama “Sepasang Merpati Tua” cenderung puitis dan penuh dengan simbolisme. Bakdi Soemanto menggunakan dialog yang mengandung banyak makna, mengundang pemikiran mendalam tentang kehidupan dan hubungan manusia. Bahasa yang digunakan juga terasa alami, sesuai dengan karakter para tokoh yang sudah lanjut usia, dan penuh dengan kesan melankolis.

7. Konflik

Konflik dalam drama ini tidak bersifat eksternal, tetapi lebih kepada konflik batin dan emosional yang dialami oleh pasangan tersebut. Mereka berjuang dengan kenyataan bahwa usia mereka semakin tua, fisik mereka semakin lemah, dan waktu yang tersisa semakin terbatas. Konflik ini muncul dalam bentuk dialog yang menggambarkan ketakutan akan kehilangan, perasaan kesepian, dan refleksi terhadap masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun