Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Dalam sebuah pembelajaran guru harus bisa menetukan model pembelajaran yang inovatif, karena dengan pembelajaran yang inovatif siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model yang inovatif.Â
Model Problem Based Learning Bersifat students-centered atau berpusat pada siswa. Dapat diselesaikan dalam waktu yang pendek (singkat) atau tidak terlalu lama.kegiatan dimulai dengan sajian masalah yang harus dipecahkan atau dipelajari lebih lanjut oleh siswa. Masalah yang disajikan seringkali dibingkai dalam skenario atau format studi kasus. Masalah biasanya akan dirancang dengan meniru kompleksitas permasalahan di kehidupan nyata. Tugas belajar yang dilakukan siswa pun sangat bervariasi dalam cakupan, waktu dan kecanggihan. Hasil akhirnya adalah solusi dari masalah yang diberikan dan tidak harus dalam bentuk produk khusus. Bisa saja hasil akhirnya berupa tulisan .
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Tahfizd Zhilalul Qur'an menggunakan model Problem Based Learning  dan media film pendek dalam materi menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen. Model dalam pembelajaran dipilih guru untuk mengatasi sebuah permasalahan kurangnya kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen yang berakar pada model dan media yang digunakan guru kurang inovatif. Pemilihan model tersebut melalui berbagai kajian literatur dan wawancara yang dilakukan kepada pakar, teman sejawat dan guru mata pelajaran lain.
Berdasarkan analisis hasil jurnal siswa yang diberikan guru kepada 27 siswa, mengenai pembelajaran menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan media film pendek dapat disimpulkan bahwa;
(1) hal yang paling berkesan adalah ketika siswa melihat tayangan video film pendek yang berjudul Piala Untuk Guru dan Hanya Buku Kecil; (2) siswa dapat memahami unsur-unsur pembangun cerpen dengan mudah;(3) siswa sangat antusias dalam pembelajaran; (4) siswa tidak ada yang kesulitan dalam pembelajaran. Siswa juga berharap agar model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran berikutnya, karena model ini menarik dan materi yang diberikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa.
Berdasarkan jawaban siswa pada lembar hasil survey yang diberikan kepada 27 siswa dapat disimpulkan (1) sebanyak 100% siswa menyukai pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning yang digunakan guru;(2) sebanyak 100% siswa mengatakan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning  sangat bagus, menyenangkan dan menarik;(3) sebanyak 100% siswa  berharap agar model pembelajaran ini dapat membuat teks cerpen dengan benar dan bisa diterapkan dalam pembelajaran berikutnya;(4) sebanyak 88% siswa (24) menyarankan agar guru menambahkan video film pendek.
Berdasarkan koreksi guru dari jawaban siswa yang tertulis pada lembar LKPD, dapat disimpulkan sebagai berikut.
 Dari 27 siswa secara keseluruhan, semua siswa dapat memahami materi dengan baik dan memperoleh nilai di atas KKM.
Sebanyak 27 siswa memliki tingkat penguasaan materi mencapai 90% dengan memperoleh nilai rata-rata 90.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning dapat digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen. Hal ini dibuktikan dengan capaian hasil belajar siswa yang menunjukan peningkatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H