Namun tiang kita patah
Imaji kita berantakan
Sekelebat bayang seseorang itu datang kembali
Mengutip patahan-patahan yang berserakan
Lalu ia mengetuk daun telinga
Dan membisikan kalimat
"Dengarkan, ini patahan yang sama seperti tempo lalu"
Lalu ia raib ditelan angin
Harusnya kita bisa berlapang dada
Tetapi kita hanya manusia
Yang memiliki rasa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!