Mohon tunggu...
Yara AW
Yara AW Mohon Tunggu... Penulis - Believe in God

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertarungan Dua Kepala

30 November 2018   18:48 Diperbarui: 30 November 2018   18:51 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini, seseorang membangunkanku dengan sebuah pertanyaan yang belum ku temui jawabannya. Ia memukul bahuku agar aku segera bangun dan memberinya jawaban. Aku yang masih mengantuk, dalam keadaan setengah sadar membuka mata sekenanya saja.

"Apa?"

"Kau harus dengar cerita ini. Aku harus segera mendapatkan jawabannya pagi ini. Bisakah kau segera beritahu apa yang harus ku dengar?" Ia berbicara pelan sembari memainkan tangannya.

Aku diam saja, tidak tau harus menjawab apa.

"Hei, bagaimana ini? Beri dulu petunjuk. Aku sedang bingung, bagaimana menemukan jawaban itu" Ia kembali berbicara semakin kuat

Aku bangkit dari ranjang dan duduk di pinggiran tempat tidur,

"Kau tau, selama ini aku juga memikirkan hal itu. Menemukan jawaban. Berhari-hari aku memikirkan itu. Mencari pola, menarik garis hingga menemukan jawaban yang akan membuatmu terbebas dari berbagai pertannyaan. Kau tau, aku selalu berusaha untuk itu!" 

"Tapi, mana buktinya? Kau tak menemukan apa-apa hingga kini. Apa katamu dulu? Kau memiliki teman-teman yang banyak, relasi yang berlimpah, mana? Mana mereka? Kau harusnya gunakan mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini."

Karena aku dibuat semakin kesal oleh pernyataannya, aku pun bangkit dan berdiri di hadapannya, dan menjelaskan itu lagi,

"Kau salah besar, jika berpikiran seperti itu. Menurutmu apakah aku tidak berguna? Selama ini aku memaklumi apa yang telah kau perbuat, kesalahan sekecil apapun yang kau lakukan, ku terima. Aku tau ini berat untuk kita, tapi bisakah kau sedikit menurunkan egomu dalam berbicara? Kau tau, kalimatmu itu tidak pantas dilayangkan untukku!"

"Aku selama ini berkorban mati-matian untuk menemukan jawaban ini. Ku habiskan pagi menjadi malam, malam menjadi pagi demi apapun yang bisa kita terima. Tidak bisakah kau sedikit menghargainya?" Ia mulai membuka apa yang ada di hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun