Mohon tunggu...
wijayanto wisnu aji
wijayanto wisnu aji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis aktif blog pribadi https://www.cakraspot.my.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Konflik PDIP Penuh Resiko, Ke Mana Ujungnya?

31 Desember 2015   11:34 Diperbarui: 31 Desember 2015   11:57 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(REFLEKSI AKHIR TAHUN 2015) 

KARYA : Wijayanto Wisnu Aji )*

Tak terasa qta sudah mendekati akhir tahun 2015 ,banyak fenomena politik yang menjadi perhatian publik selama ini ,salah satunya keanehan PDIP sebagai partai penguasa yang cenderung menerapkan manajemen konflik seolah olah berhadapan dengan Presiden Jokowi dalam menikapi kebijakannya .Lalu strategi konflik PDIP yang penuh resiko ,kemana ujungnya 

Sebelum menganalisa pemaknaan langkah politik PDIP ,kami mencoba mengkaji latar belakang munculnya strategi tersebut .Secara historis memang jokowi lahir dari bangunan idiologi PDIP cuma dalam fenomena pilpres dan pileg 2014 fenomena elektabilitas jokowi tidak berbanding lurus dengan terdongkraknya elektabilitas PDIP dalam pileg 2014 ,berdasarkan data yang kami peroleh bahwa meskipun PDIP menang pemilu tetapi kemenangan tersebut tidak signifikan hanya sebesar 19% suara nasional ditengah munculnya fenomena jokowi effect saat itu 

Dari latar belakang tersebut kebanyakan pemilih jokowi tidak otomatis pemilih PDIP bahkan relawan jokowi yang menjadi pengikut setia jokowi sejak pilihan gubernur hingga presiden rata rata bukan basis dukungan PDIP melainkan hanya akan memperjuangkan kesuksesan jokowi memimpin negeri ini dibanding memperjuangkan PDIP yang merupakan "rumah idiologi" jokowi .Relawan yang netral yang dulu merupakan kelompok independen yang pernah anti politik praktis sejak munculnya fenomena jokowi merasa tergerakkan memperjuangkan pemimpin rakyat untuk menang pilpres.

Hal tersebutlah yang membuat strategi berbeda dengan partai pengusung pada capres sebelumya seperti SBY dan suharto yang partainya berjibaku membela presiden yang dimenangkannya 

PDIP yang sudah terbiasa jadi kelompok oposisi tidak ingin hanya sebatas mendukung kesuksesan jokowi jadi presiden tapi mengawalnya melalui jalur visi nawacita yang ingin dibumikan dalam program besar jokowi 

PDIP tampak menerapkan strategi konflik penuh resiko demi memperjuangkan dinamika eksistensinya dikancah nasional dan juga untuk mengantipasi serangan lawan politiknya yang dianggap " tukang stempel" saja kayak partai pemenang sebelumnya demokrat dan golkarnya saat presidennya dari partainya.

Strategi manajemen konflik disatu sisi memang menguntungkan PDIP ketika banyak suara suara sumbang yang tidak puas akan pemerintahaannya mampu ditangkap kader PDIP dilegislatif lebih duluan dibanding pihak oposisi ,klo yang menggarap oposisi maka akan diplintir isu tersebut untuk digoreng bagi keuntungan oposisi. Sedangkan bila suara sumbang masih bisa dengan cepat direspon kader legislatif PDIP maka nilai keuntungan diperoleh ganda .dimana dieksekutif jokowi jika kinerjanya positif  membawa persepsi publik positif secara tidak langsung pada partai pengusungnya ,sedangkan ketika suara sumbang dan suara yg belum terakomodir jokowi mampu direspon Kader PDIP dilegislatif maka nilai ganda bagi persepsi publik terhadap PDIP .Karena Eksistensi politik adalah sebuah keniscayaan bagi persepsi politik publik dalam merespon setiap fenomena yang muncul.

Cuma yang perlu diwaspadai ketika strategi konflik tersebut tidak mampu dimanage dengan baik maka akan jadi bom waktu bagi kekacauan politik nasional ketika para oposan mengambil celah dari strategy PDIP tersebut .

Contohnya dalam merespon suara sumbang ternyata kader PDIP yang diposisikan sebagai corong kritis ternyata masih sebatas menangkap respon suara sumbang publik tapi belum bisa jadi solusi terhadap ketidakpuasan suara publik tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun