Membaca Kompas cetak pagi ini, selasa 9 Maret 2010 membuat mata saya berkaca-kaca. Mengapa mata saya berkaca-kaca? Di dalam berita itu dituliskan bahwa pemerintah akan mengalokasikan dana abadi pendidikan sebesar Rp. 2,4 Trilyun. Jumlah yang sangat fantastis tapi masih kalah fantastis dengan duit bank Century yang berjumlah 6,7 Trilyun itu.
Saya baca kembali koran kompas hari ini:
Untuk pertama kalinya, dana pendidikan nasional yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan disimpan sebagai dana abadi sehingga pemerintah memiliki dana beasiswa yang terus tersedia. Dana abadi yang dialokasikan dalam APBN 2010 senilai Rp 2,4 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal itu di Jakarta, Senin (8/3), saat memimpin jumpa pers terkait Perkembangan Ekonomi Terkini dan Rancangan APBN Perubahan 2010.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Anny Ratnawati menyebutkan, pada APBN-P 2010 akan ada tambahan anggaran belanja pendidikan nasional sebesar Rp 11,869 triliun. Anggaran itu akan dibagi-bagi menjadi tiga bagian. Pertama, menambah anggaran pendidikan yang dialokasikan langsung pada kementerian dan lembaga nonkementerian Rp 9,35 triliun. Kedua, transfer ke daerah Rp 119 miliar. Ketiga, dana abadi pendidikan Rp 2,4 triliun. Menurut Anny, dana abadi tersebut akan dialokasikan untuk mendanai anggaran beasiswa. Pilihan program beasiswa sebagai sasaran penggunaan dana abadi ini karena pemerintah ingin menunjukkan pertanggungjawabannya atas pengelolaan anggaran pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya. ”Penggunaan dana abadi ini akan dikelola oleh sebuah Komite Pendidikan yang pembentukannya masih dalam proses persiapan,” ujarnya.
Sebagai seorang guru saya bersyukur, ternyata pemerintah memperhatikan benar masalah pendidikan ini. Khususnya program beasiswa. Semoga saja dana ini dapat dikelola secara baik, dan tidak disalahgunakan oleh para pejabat terkait untuk memperkaya diri.
Kita harus banyak belajar dari Dana Abadi Umat (DAU) di departemen agama yang menghebohkan itu, dan pada akhirnya menyeret menteri agama pada saat itu ke penjara. Tentu kita berharap, dana abadi pendidikan (DAP) ini benar-benar diprioritaskan untuk mereka yang tergolong tidak mampu agar bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi lagi dengan biaya gratis dari pemerintah. Saya usulkan agar orang-orang seperti Pak Jusuf Kalla (pak JK) diberikan amanah untuk memimpin pengelolaan dana ini. Sebab di tangan orang-orang jujur seperti beliaulah pengelolaan dana itu akan terkoordinir dengan baik dan tepat sasaran.
Kalau kita mau jujur, banyak anak Indonesia yang memiliki potensi bagus tetapi tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya hanya karena biaya pendidikan yang semakin membesar. Pemerintah memang perlu turun tangan, jangan sampai anak-anak kita yang cerdas itu dibiayai oleh negera lain. Contohnya seperti Singapura. Mereka memberikan beasiswa kepada anak-anak Indonesia yang akan melanjutkan pendidikan di sana. Jelas sekali program beasiswa ini sangat menarik, dan banyaklah anak-anaka kita (termasuk mantan anak didik saya) yang bersekolah di luar negeri. Selain gratis, mereka pun mendapatkan pelayanan yang baik selama mengikuti pendidikan. Tak heran bila anak-anak kita akhirnya memutuskan belajar ke luar negeri karena programnya yang sangat menarik.
Oleh karena itu, saya sangat menyambut baik program beasiswa yang direncanakan oleh pemerintah. Semoga dana abadi pendidikan yang mohon maaf "cuma" Rp. 2,4 Trilyun itu bermanfaat untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa di bidang pendidikan. Jangan biarkan anak-anak kita yang berkualitas diambil oleh para negara tetangga dan merasa nyaman bekerja di luar negeri. Sudah saatnya pemerintah terus melakukan terobosan baru di bidang pendidikan dan mengupayakan biaya pendidikan itu ditanggung oleh pemerintah sesuai undang-undang dasar kita.
Mungkinkah ini akan menjadi nyata? Mari kita doakan agar ada seorang pemimpin bangsa yang sangat serius mengelola pendidikan ini dengan baik. Tidak terjebak dengan politik pencitraan dan pada akhirnya hanya menghamburkan uang rakyat saja.
Salam Blogger Persahabatan