Saya selalu yakin bahwa setiap anak adalah juara. Kita harus mampu melihat potens potensi unik peserta didik dengan baik. Guru yang jeli, teliti, dan memahami potensi siswa tentu akan mampu menemukan potensi unik yang dimiliki oleh peserta didiknya masing-masing. Tentu semua itu ada ilmunya.
Sebagai seorang guru, tentu kita harus mampu menilai siswa dari potensi unik yang dimilikinya dalam bentuk angka-angka yang dimasukkan sebagai nilai raport. Dari nilai raport inilah akan diketahui hasil belajar peserta didik selama satu semester.
Ketika kita melihat ada nilai raport peserta didik yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), jangan kemudian langsung mencap  anak itu bodoh.  Kita harus mencari tahu dulu kenapa anak itu nilainya rendah. Bila kita tak mengajar langsung anak tersebut, kita dapat menghubungi guru bidang studi  yang bersangkutan. Bicara dari hati ke hati, dan temukan dimana kesulitan siswa. Kita harus melihatnya secara komprehensif. Baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Ketika kita sudah tahu masalahnya, maka segeralah mencari strategi, metode, dan solusi agar anak tersebut mencapai nilai KKM. Bila sudah dilakukan beberapa kali remedial, dan anak tersebut belum juga bisa mencapai nilai KKM, maka guru bisa menggunakan hak preogatifnya untuk menaikkan nilai siswa sesuai dengan kerajinan, dan kelakuan siswa serta disetujui oleh rapat dewan guru.
Nilai raport siswa adalah gambaran prestasi siswa selama satu semester. Kita pun berharap nilai anak-anak itu telah mencapai KKM dan mereka menguasai standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sudah ditentukan setiap mata pelajarannya.
Setiap anak adalah juara. Mari kita mengantarkan mereka menjadi juaranya dengan memberikan nilai yang sesuai dengan potensi unik yang dimilikinya. Tak ada anak yang bodoh, yang ada hanyalah anak yang malas. Kewajiban kitalah sebagai guru untuk memotivasi peserta didik agar tidak malas belajar. Guru harus belajar berbagai metode pembelajaran agar kesulitan dalam menyampaikan materi menjadi teratasi. Gurupun harus mampu menilai siswa dengan baik agar tak salah dalam melakukan proses penilaian. Wahai para guru! Jangan sampai salah menilai siswa sehingga peserta didik tidak dirugikan karena cara kita menyampaikan pesan yang salah dalam proses pembelajaran di kelas.
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H