Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Untuk Presiden Jokowi

9 November 2015   12:48 Diperbarui: 9 November 2015   12:51 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://kogtikpi.blogspot.co.id/"][/caption]

Kepada Yth.
Bapak Presiden Joko Widodo
Di Istana Negara

Dengan hormat,
Semoga Bapak Presiden beserta keluarga dalam keadaan sehat dan senantiasa sukses dalam menjalankan tugas kenegaraan serta semoga Bapak dapat menyelesaikan masalah bangsa dan negara kita tercinta ini dengan arif dan bijaksana. Aamiin.

Kami dari Komunitas Guru TIK dan KKPI (KOGTIK) bersama dengan Asosiasi Guru Teknologi Informasi Indonesia (AGTIFINDO.OR.ID) ingin sekali bertemu dengan bapak Presiden sehubungan dengan dihapuskannya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dalam Struktur Kurikulum 2013.

Kami sudah bertemu dengan para pejabat terkait, namun jawabannya hingga saat ini kurang memuaskan serta kebijakan yang dikeluarkan tidak aplikatif dan cenderung merugikan kepentingan siswa, guru bahkan kepentingan nasional dimana kita tidak semakin mandiri dalam teknologi. TIK dan KKPI justru dijadikan bentuk bimbingan seperti guru Bimbingan Konseling (BK) yang cendrung konsumtif terhadap teknologi karena sebatas pengguna teknologi dan tidak berada dalam struktur kurikulum 2013 dengan alasan 30 % daerah di Indonesia belum teraliri listrik.

Berbagai kegiatan dan kajian akademik sudah kami lakukan, baik dalam bentuk seminar nasional di kemdikbud maupun berdialog langsung dengan pejabat dan pakar terkait, namun hasilnya kemdikbud justru mengeluarkan permen pahit tentang peran guru TIK dan KKPI yang sangat melukai hati kami semua. Permendikbud nomor 68 tahun 2014 tentang peran guru TIK dan KKPI akhirnya tidak jalan di hampir seluruh sekolah di Indonesia.

Kami berharap bapak Presiden dapat menyediakan waktu untuk bertemu dengan perwakilan kami beserta pakar TIK Indonesia untuk berdialog langsung dengan bapak Presiden sehingga ada solusi terbaik buat kami, anak didik kami yang seharusnya dapat terdidik TIK dengan baik serta demi kepentingan nasional dalam hal kemandirian dibidang teknologi informasi dan komunikasi. Kami sangat berharap TIK dan KKPI kembali berada di dalam struktur kurikulum seperti di Kurikulum 2006 (KTSP).

Kami menunggu tanggapan dan jadwal kesediaan bapak Presiden untuk menerima perwakilan kami, dan mohon dapat dikonfirmasikan kepada Wijaya Kusumah (hp. 08159155515) dan ibu Hj.Siti Khodijah Dewi Utari (Hp. 082112015573) untuk jadwal pertemuannya.

Atas perhatian dan undangan berdialog dengan bapak Presiden kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Ketua Komunitas Guru TIK dan KKPI
Bambang Susetyanto, S.Kom.

Ketua AGTIFINDO.ORG
Fathur Rachim, S.Kom, M.Pd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun