Salam hormat buat anda yang membaca tulisan ini. Semoga anda dapat memberikan masukan buat perjuangan guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Keterampilan Komputer Pengolahan Informasi (KKPI).
Pertemuan agtifindo dan kogtik yang difasilitasi pak Indra Charsmiadji
Saat ini kami sedang melakukan perenungan diri, terutama tentang perjuangan guru TIK dan KKPI yang sudah 2 tahun ini terus berjuang mengembalikan mata pelajarannya yang hilang. Matpel kami tidak ada dalam struktur kurikulum. TIK terintegrasi ke semua mata pelajaran dan tidak perlu berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Begitulah maksud dari para pejabat kemdikbud yang menjadikan TIK hanya sebagai sebuah tool atau alat dalam kurikulum yang tergesa-gesa dibuat oleh mereka. Mengapa terlihat tergesa-gesa? Karena kurikulum ini diluncurkan di akhir pemerintahan presiden SBY. Nampaknya ada sesuatu yang dipaksakan agar kurikulum itu terlaksana di semua sekolah.
Terbukti, kurikulum itu mendapatkan penolakan di sana sini yang akhirnya direvisi. Kami lebih fokus kepada struktur kurikulum. Sebab dalam kurikulum itu tidak ada mata pelajaran TIK dan KKPI. Tentu saja guru TIK dan KKPI dirugikan. Juga anak Indonesia yang ingin terdidik TIK dengan baik. Perjuangan demi perjuangan dilakukan, agar presiden Jokowi dengan mendikbud Anies Baswedan mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI ke dalam struktur kurikulum.
Kuncinya sekarang ini ada di Pak Anies Baswedan. Bila beliau berani mengeluarkan permen tentang perubahan struktur kurikulum, maka akan gembiralah kami para pejuang guru TIK dan KKPI. Namun, ada beberapa oknum guru TIK dan KKPI yang tidak sabar dan merusak perjuangan. Mereka berkolaborasi dengan pejabat kemdikbud menerbitkan permendikbud 68 tentang peran guru TIK dan KKPI. Di sana nampak jelas bahwa TIK bukan sebagai mata pelajaran, tetapi sebagai layanan TIK. Guru TIK berubah fungsi, dan yang lebih menyakitkan hati, para pejuang TIK yang tidak linier tidak boleh jadi guru TIK. Padahal menteri Susi saja hanya tamatan SMP, dan terbukti tidak linier dengan jabatannya. Pengalaman dan kemampuan yang membuatnya terpilih oleh presiden Jokowi menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
Perjuangan kami ini memang berat, tapi bisa dilakukan bila kita terus memberikan masukan kepada pemerintah akan pentingnya mata pelajaran TIK dan KKPI diberikan kepada anak Indonesia. Selama ini pejabat kemdikbud beranggapan bahwa TIK bisa dipelajari secara mandiri, dan tidak perlu menjadi mata pelajaran tersendiri. Dari dokumen naskah akademik yang kami dapatkan dari pusat kurikulum, ternyata mata pelajaran TIK belum sempat dikembangkan dan akhirnya banyak materi TIK yang terkesan ketinggalan zaman. Sementara itu guru TIK dan KKPI masih terlihat rendah kompetensinya, karena minimnya pelatihan yang berkualitas untuk guru TIK dan KKPI.
Selama 2 tahun ini kami terus berjuang. Kami membuat organisasi yang bernama Asosiasi Guru TIK dan KKPI Nasional (AGTIKKNAS). Namun dalam perjalanannya, organisasi ini terbelah menjadi tiga organisasi, FGTIKKNAS, KOGTIK, dan AGTIFINDO. Masing-masing organisasi berusaha untuk tetap fokus kepada tujuan semula perjuangan. Dua organisasi sudah bergabung dan menyamakan visi dan misinya. Komunitas Guru TIK dan KKPI (KOGTIK), dan Asosiasi Guru Teknologi Informasi Indonesia (AGTIFINDO) sepakat untuk melanjutkan perjuangan. Sedangkan (Federasi Guru TIK dan KKPI Nasional) atau FGTIKKNAS masih dimanfaatkan oleh pejabat lama kemdikbud untuk melancarkan proyek bimbingan TIK. Guru mata pelajaran TIK dialihkan menjadi guru Layanan TIK.
Tentu saja banyak guru TIK dan KKPI yang kecewa dan tidak puas. Mereka sangat kecwa ketika dipanggil dilat guru TIK dan KKPI. Ternyata TIK tidak berbentuk mata pelajaran. Komunitas Guru TIK dan KKPI sudah mengirimkan surat resmi ke pak Anies Baswedan. Isi suratya, sebagai berikut: