[caption id="attachment_138531" align="aligncenter" width="533" caption="Pak Dedi, Ibu Sulis, dan Ibu Reminingsih"][/caption] Jumat, 28 Oktober 2011, saya diundang oleh pak Dedi Dwitagama untuk makan siang bersama di bakmi golek rawamangun samping arion. Seharusnya, saya yang mentraktir makan siang pak dedi dan teman-teman. Namun pak Dedi justru berbaik hati kepada saya dengan mentraktir kami semua. Pada saat saya datang, sudah ada ibu Sulis (guru SMKN 36),  dan ibu Resminingsih (SMAN 85). Lalu menyusul kemudian pak Slamet (SMK Yanindo). Sambil makan siang bareng, saya bagikan buku terbaru saya, Menulislah Setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi. Buku ini terajut karena terpacu dan terpicu dari guru ngeblok saya, pak dedi dwitagama yang menjadi idola saya. Beliau banyak memberikan saya ilmu, khususnya dalam bidang training dan bagaimana menghadapi publik ketika menjadi nara sumber. Pak dedi bagi saya adalah guru yang menginspirasi. Beliau bukan hanya seorang kepala sekolah biasa, tetapi juga seorang master trainer yang luar biasa. Banyak trainer yang sudah dibimbingnya, dan menjadi terkenal seperti saya (GR ni yee, hehehe) . Sambil makan siang, kami membahas perencanaan kegiatan training karakter building untuk para guru dengan tema membangun karakter guru untuk menciptakan pendidikan berkarakter. Bila semakin banyak guru berkarakter, maka akan semakin majulah dunia pendidikan kita. Kami saling berkolaborasi dan berbagi tugas, dan inilah rapat penting yang saya hadiri di hari sumpah pemuda. Sebuah sumpah yang membuat nusantara ini menyatu dalam negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketika para guru bertemu, pastilah ada pembicaraan serius yang kami bicarakan untuk peningkatan mutu guru. Kita harus memperbanyak guru-guru yang selalu bersemangat mendidik dan mengajar para peserta didiknya. Sehingga menjadikan guru disukai oleh peserta didiknya. [caption id="attachment_138535" align="aligncenter" width="448" caption="Pak Slamet, Guru Bahasa Inggris dari SMK Yanindo"][/caption] Bila guru disukai, maka dia akan lebih dihornmati dan dihargai para peserta didiknya. Guru pun akan menjadi guru tangguh berhati cahaya yang mampu menumbuhkan sifat kerjasama, bertanggungjawab, dan toleran kepada para peserta didiknya. Sumpah pemuda, dan bertemunya para trainer hebat hari ini di bakmi golek rawamangun membuat saya merasakan dahsyatnya sebuah kolaborasi. Nantikan liputan kami dalam membangun karakter guru untuk menciptakan pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah kita. Salam blogger persahabatan Omjay http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H