[caption id="attachment_115298" align="alignright" width="300" caption="Suka Duka Naik Busway"][/caption]
Kalau ditanya apa suka duka saya naik busway, maka jawaban saya cuma satu. Menyebalkan sekaligus mengasyikkan. Kenapa? Sebab ketika anda menikmati busway anda akan menemukan hal-hal yang menyebalkan sekaligus mengasyikkan. Apakah itu?
Seperti pengalaman saya hari ini (Selasa, 21 Juni 2011) ketika pergi ke kantor kementrian pendidikan nasional di Senayan. Dari Rawamangun sekitar pukul 09.00 pagi, tepatnya di halte bus UNJ, saya sudah menghadapi puluhan penumpang yang bejibun. Padahal, biasanya sepi. Saya pun masuk busway dengan berdiri. Tempat duduk sudah penuh.
Alhamdulillah, ditengah jalan ada yang turun, dan tempat duduknya langsung saja saya isi. Oh nikmat sekali. Naik busway sambil duduk jelas mengasyikkan. Tapi kalau gak dapat duduk ya jelas menyebalkan. Maklumlah saya ini berbody tambun. Kaki saya rasanya gak kuat menyangga body saya yang aduhai, hehehe.
Baru saja beberapa halte menikmati tempat duduk, kondektur bilang, "dukuh atas siap-siap". Saya pun terpaksa harus segera berdiri dan bersiap untuk turun dari busway berwarna abu-abu. Bila tidak segera turun, saya akan balik lagi ke Rawamangun. Artinya saya akan balik kembali ke tempat semula.
Dari dukuh atas ini, saya harus pindah busway berwarna merah, dan harus jalan kaki cukup lumayan jauh menuju halte yang kita tuju arah blok M. Bagi saya yang tambun ini, jalan segitu cukup nikmat untuk mengeluarkan lemak-lemak dalam tubuh saya. Sayapun langsung berjalan dengan semangat 45.
[caption id="attachment_115300" align="alignright" width="448" caption="Antri Menunggu Bausway"][/caption]
Ternyata penuh sekali halte dukuh atas dipenuhi orang pagi itu. Sayapun harus sabar mengantri, dan menunggu giliran masuk busway. Kalau sudah begini menggunakan jasa busway sangat menyebalkan. Kita harus antri kayak bebek, dan menunggu cukup lama. Saya hitung, ada sepuluh menit saya menunggu, dan keringatpun bercucuran dari tubuh yang montok ini. Asyik, lemak di tubuh saya cair, hehehe (Seandainya ada donor lemak, akan kusumbangkan lemak-lemak di tubuhku ini, hehehe)
Setelah sabar menunggu, busway pun bisa saya masuki. Tapi sayang penuh sekali, dan lagi-lagi saya berdiri dengan wajah keki. Untunglah halte Ratu Plaza gak jauh dari dukuh atas. Sayapun turun di ratu plaza dan berjalan kaki ke kantor kemendiknas gedung A. Hore akhirnya sampai juga. Sayapun masih mendengarkan pak Fasli Jalal (wakil mendiknas) memberikan sambutan di acara kongres Ikatan Guru Indonesia (IGI) di lantai 3 Gedung A. Saya juga bertemu dengan asisten wakil menteri yang dulu pernah menjadi murid saya. Pertemuan tak terduga antara guru dan mantan muridnya.
Akhirnya, suka duka naik busway telah membawa saya kepada sebuah kenikmatan. Kenikmatan naik busway di saat pulang dari kemendiknas. Sebab naik busway dari Senayan menuju Rawamangun nikmat bener. Tanpa antri, dan dapat duduk pula. Saya pun menikmati perjalanan yang menyenangkan. Apalagi wanita disamping saya sangat cantik sekali, dan menyapa saya dengan mesra. Rupanya, dia baru pertama kali naik busway, dan bertanya kepada saya, " kalau mau ke kampung rambutan turun dimana ya mas?"
Salam Blogger Persahabatan