[caption id="attachment_74777" align="alignleft" width="200" caption="Sudahkah anda menjadi Guru Ideal?"][/caption]
Seorang guru di milis ikatanguruindonesia@yahoogroups.com menuliskan bahwa dirinya belum pantas menjadi seorang guru. Hal itu dituliskannya terang-terangan dalam emailnya, padahal beliau sudah menjadi guru selama 12 tahun. Ada pertanyaan besar yang ditujukan untuk kita semua yang berprofesi sebagai guru.
Apakah Guru sadar, bahwa Dirinya Seorang Guru
Isinya sebagai berikut:
Suatu mimpi di pagi ini Guru..
" Tanpa tanda Jasa", "Kalau mau Kaya jangan jadi Guru " " Guru ujung tombak anak bangsa" Apakah kita sadar bahwa kita guru, yang harus hadir didepan kelas, memberi Motivasi kepada anak bangsa yang kehilangan motivasi..? Apakah kita sadar kalau kita tidak ada di kelas, bahwa kita berdosa ? Apakah kita sadar seorang guru harus menceritakan tentang ilmu baru, bukan Ilmu lama ? Alasan apapun jangan buat acara pada saat siswa harus di kelas dengan gurunya Kalau kita mau komit, dan tidak korupsi waktu ,bangsa ini akan maju , cukup Gayus saja yg korupsi, " Tuhan masih melihat " Apakah guru sadar, bahwa dirinya seorang guru ? Saya bukan Lulus Sarjana Ke Guruan, dan bukan guru PNS, juga bukan guru yg ikut Sertifikasi guru dan saya juga tdk yakin apakah saya sudah menjadi guru, tapi saya sudah mengajar 12 tahun, mungkin anak didik saya bisa menilai.
Saya coba buat Polling ke siswa apakah saya sudah bisa disebut seorang Guru ?
Terus terang saya tersulut juga untuk mengomentari email guru tersebut, dan teringatlah saya dengan artikel saya yang pernah di muat di Tabloid Gocara beberapa tahun yang lalu. Sudahkah anda menjadi guru ideal? Berikut isinya:
Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami. Materipun sampai ke otak siswa dengan baik, dan pembelajaranpun menjadi bermakna.
Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Tapi, dia pun harus bisa menerima kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah dia dapat belajar dari para peserta didiknya. Guru ideal justru harus belajar dari peserta didiknya. Dia tak perlu malu. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik (feedback). Benarkah sosok itu ada? Lalu seperti apakah sosok guru ideal yang diperlukan saat ini? Apakah guru ideal hanyalah guru yang sudah lulus sertifikasi guru? Benarkah demikian?
Dari hasil perenungan yang mendalam, dan juga hasil wawancara dengan teman-teman guru di mana penulis bertugas didapatkan pendapat yang beragam dan mengerucut pada tiga pendapat tentang guru ideal. Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah :