Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Resensi Buku: Guru Tangguh berhati Cahaya

30 November 2011   07:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:01 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://abuabbad.files.wordpress.com/2011/11/4.jpg?w=600

RESENSI BUKU

Judul Buku                  : Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya Penulis                         : Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. Penerbit                       : Indeks Cetakan Pertama         : September 2011 Tebal                           : 235 halaman

"Jangan nikah sama guru, kamu nanti susah, mau dikasih makan apa nanti...", "jangan jadi guru, gajinya kecil, cari aja pekerjaan yang lain yang lebih enak....". Begitulah kira-kira mendengar cerita beberapa guru-guru yang sudah lama mengabdikan dirinya di dunia pendidikan. Statement seperti itu sering muncul di jaman dahulu dimana profesi guru masih dipandang sebelah mata. Determinasinya simple, karena penghasilannya kecil. Begitulah alasan orang tua dulu kalo berpesan kepada anak gadisnya yang mau menikah agar tidak dengan lelaki yang berprofesi sebagai guru, atau kepada puteranya yang ingin mencari pekerjaan untuk tidak bekerja sebagai guru.

Namun sekarang, nampaknya asumsi-asumsi seperti itu sudah meredup bahkan mungkin sudah clean dari ucapan-ucapan seseorang. Bagaimana tidak, guru sekarang sangat jauh berbeda penghasilannya dari jaman beberapa puluh tahun ke belakang. Ya, memang diakui profesi guru sekarang tidak lagi dimarjinalkan atau dianak tirikan melainkan dimanjakan, dibuai dan dihargai. Tak heran kalau sekarang banyak kita temui anak-anak muda yang bercita-cita menjadi guru, bahkan orang yang kuliahnya bukan jurusan kependidikan pun sekarang tertarik untuk mengajar. Determinasinya sama simpelnya, karena penghasilannya sudah berbeda dari yang dulu. Belum lagi tunjangan-tunjangan dan program sertifikasi yang memanjakan guru, meski sejatinya untuk peningkatan profesionalitas kinerja namun kalau mau jujur justeru kinrja malah menurun karena terlalu terbuai dengan romantisme sertifikasi sehingga tidak memikirkan bagaimana caranya meningkatkan kinerja. Hal tersebut bukan tanpa alasan, lihat saja beberapa kisah guru jaman dahulu yang sukses dan tetap survive meskipun bergaji kecil, namun sekarang meskipun bergaji besar tetap saja mengeluhkan penghasilannya.

Sekelumit kisah di atas salah satu core value dari point intisari yang tertuang dalam buku "Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya" (MGTBC) karya Wijaya Kusumah, S.Pd.,M.Pd. yang sering dipanggil Omjay oleh beberapa rekan dan koleganya. Omjay merupakan seorang guru yang sudah mendarma baktikan dirinya lebih dari sepuluh tahun di bidang pendidikan, sehingga ketika membaca buku terbarunya ini akan lebih terasa karena kontekstualisasi dengan dirinya yang berprofesi sebagai guru.

Buku MGTBC ini merupakan buku terbitan Indeks dan telah dilaunching pada tanggal 27 November 2011 di Ruang Rapat Kantor Walikota Pemkot Bekasi. Acara launching tersebut berbarengan dengan seminar nasional dalam rangka Hari Guru dan HUT IGI (Ikatan Guru Indonesia) yang ke-2.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="http://abuabbad.files.wordpress.com/2011/11/4.jpg?w=600"][/caption]

Ketika membuka materinya Omjay mengisahkan bahwa judul buku ini terinspirasi dari saran isterinya yang ketika itu sedang berdiskusi seputar problem di sekolahnya. Sang isteri mengucapkan "jadilah guru tangguh yang berhati cahaya".

Memang judulnya pun sesuai dengan isi buku tersebut. Diantara banyaknya persoalan pendidikan di Indonesia ini yang seringkali terjadi, baik karena manajemen yang kurang rapih maupun karena karakter pemimpin dan gurunya yang kurang baik menimbulkan keluh kesah dan pesimisme di tengah tuntutan kompetensi profesionalitas keguruan. Dengan hadirnya buku ini memberikan oase spirit bagi para pendidik bahwa guru jangan mudah putus asa, mengeluh dan menganggap pekerjaannya hanya sekedar menggugurkan kewajiban demi mendapatkan gaji sehingga tidak memikirkan bagaimana output peserta didiknya kelak.

Guru harus selalu mempunyai semangat tinggi, motivasi kuat untuk selalu berubah ke arah yang lebih baik, berinovasi mengembangkan kreatifvitas tanpa batas, dan memiliki keterampilan yang dapat menunjang profesinya. Salah satunya adalah melalui pengembangan media belajar melalui internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun