[caption id="attachment_108584" align="alignleft" width="500" caption="Kata-kata Bijak dari Mario Teguh, sumber: http://mtsuperclub.com"][/caption]
Membaca harian kompas Kamis, 1 April 2010 yang berjudul peristiwa kematian Yesus membuat saya merenung dan melakukan refleksi diri. Setelah hampir dua tahun lebih merasakan menjadi seorang blogger, ada perasaan yang menyatu dalam diri. Sebuah perasaan yang ingin saya sharingkan dengan teman-teman blogger yang membaca tulisan ini.
Mari kita menulis dengan kerendahan hati. Itulah sebuah ajakan yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman blogger semua. Terus mewujudkan impian-impian kita seperti pesan bapak motivator kita, mario Teguh.
Kata-kata kerendahan hati saya dapatkan dari pak Jakob Oetama ketika beliau berbicara dalam acara MODIS Kompasiana beberapa waktu lalu di hotel Santika Jakarta. Cara beliau berbicara sungguh menandakan seorang yang bijak.
Dari kerendahan hati itulah kita akan merasakan untuk saling berbagi dan saling melengkapi. Berbagi rasa dan berbagi hati. Berusaha untuk selalu memberi tak harap kembali. Melepas baju kesombongan dalam diri agar bisa menjadi manusia yang tahu diri. Tidak egois dan merasakan bahwa kita adalah bagian dari mereka. Memahami akan hakikat hidup dan mempersiapkan hidup sesudah mati. Bersibuk diri mempersiapkan rumah masa depan. Rumah yang akan kita tempati kelak bila ajal menjemput.
Teman-teman blogger kompasiana yang saya banggakan,
[caption id="attachment_108560" align="aligncenter" width="334" caption="Mari Menulis di Kompasiana.com dengan Kerendahan hati"][/caption]
Menulis dengan kerendahan hati bukanlah perkara mudah. Dia datang dari hati yang bersih dan "berwajah surga". Saling tolong menolong di antara sesama di dalam kebaikan. Selalu berpihak kepada yang benar dan menyebarkan virus kebajikan. Mampu menata diri dengan tata rasa, tata hati, tata pikir, dan tata tindakan yang membuatnya menjadi orang yang bijaksana. Menjadikan dirinya seperti matahari yang menyinari dunia.
Banyak blogger yang sudah memiliki itu. Sayapun belajar banyak dari tulisan mereka. Menjadikan mereka guru menulis saya walaupun tak pernah mendapatkan hadiah apapun dari saya. Mereka tetap menulis dan terus menulis dengan niat mendapatkan HP. HP yang diinginkannya hanyalah satu. HP itu adalah HONOR PAHALA dari sang Maha Pencipta, pemilik langit dan bumi. Di sanalah terlihat, siapa yang menulis dengan niat ibadah akan membawa berkah. Tetapi siapa saja yang menulis dengan niat permusuhan, maka akan menuai bencana.
Oleh karenanya mari kita menulis dengan kerendahan hati dengan niat untuk berbagi demi kemajuan negeri yang kita cintai ini.
Salam Blogger Persahabatan