[caption id="attachment_258792" align="aligncenter" width="448" caption="Pasar Taraju yang Unik"][/caption] Bila anda berada di desa Taraju, maka sempatkanlah mampir ke pasar Taraju. Dari pasar ini anda bisa melihat geliat perekonomian di desa ini. Tetapi, pasar Taraju hanya ramai dihari Selasa dan Sabtu saja. Pada kedua hari itu, semua toko dan lapak pasar buka. Termasuk juga tempat penjualan domba yang belum tentu ada di setiap pasar yang ada di tempat lainnya. [caption id="attachment_258797" align="aligncenter" width="448" caption="Pasar Domba di desa Taraju"][/caption]
Di desa Taraju ini memang berbeda dengan daerah lainnya. Pasar tidak buka setiap harinya. Anda akan menemui tempat kosong melompong selain hari Sabtu dan Selasa. Saya pun mencoba ke pasar ini di hari lainnya untuk membuktikan rasa penasaran saya, dan ternyata benar. Saya temukan pasar yang biasanya ramai, kini sepi sunyi. Lapak-lapak kosong, dan hanya beberapa lapak saja yang buka. Itupun hanya sekedar persiapan untuk dijual pada hari Selasa dan Sabtu. Bagi para pedagang pasar di tempat ini, hari Selasa, dan sabtu adalah hari besar untuk menjemput rezeki. Mereka akan bersenang hati menjajakan barang dagangannya, dan berusaha melayani pembeli dengan sepenuh hati.
Sayapun iseng-iseng bertanya kepada salah satu pedagang yang lapaknya buka. “Kenapa ibu buka hari ini?, Tanya saya kepada ibu pedagang itu. “Iya Pak. Saya buka karena untuk persiapan besok, sebab tahu ini (sambil menunjuk tahu di dalam ember) harus diganti airnya supaya tidak bau dan bisa dijual besok”, begitu kata salah satu ibu pedagang yang saya temui menjelaskan kepada saya.
[caption id="attachment_258811" align="aligncenter" width="448" caption="Pasar Taraju yang Sunyi di hari Senin (Buka hanya selasa-sabtu)"][/caption]
Pasar Taraju memang unik. Keunikan itu akan lebih terasakan setelah kita berada di pasar itu dan merasakan kerumunan orang yang saling bertransaksi keuangan. Sebuah tempat pertemuan antara pembeli dengan penjual barang. Sayapun terlampau asyik memperhatikan mereka yang berada di pasar itu sambil foto-foto. Saya pun terhanyut dalam geliat perekonomian di pasar itu. Apalagi setelah menikmati bakso yang enak dengan harga yang cuma Rp. 3000,- (Tiga Ribu rupiah) saja.
Sampai-sampai ada seorang pedagang yang memperhatikan saya dan bertanya, “Bapak wartawan ya?”. Saya pun menjawab, “Bukan. Saya cuma blogger yang punya hobi fotografi”. Pedagang itu pun bengong, karena belum tahu apa itu blogger, hehehehehe. Sama gak ya sama batagor?, hahahahahaha.
Di Pasar Taraju juga ada tempat penjualan domba. Banyak orang yang membeli domba di tempat ini, karena harganya murah sekali. Dibandingkan di tempat lain, harga domba di tempat ini relatif murah. Menurut informasi yang saya terima, rata-rata domba dengan ukuran berat 25-30 Kg dijual dengan harga Rp. 500.000,- (Lima ratus Ribu Rupiah). Mengapa harga domba begitu murah di tempat ini? Karena pembeli domba membawanya sendiri. Ada yang menggunakan sepeda motor, dan ada juga yang membelinya menggunakan kendaraan sewaan.
[caption id="attachment_258800" align="aligncenter" width="448" caption="Pembeli Membawa Sendiri Dombanya"][/caption]
Desa Taraju memang unik dan memukau. Membuat saya sekeluarga betah berlama-lama di tempat ini. Anda akan dibuat terpukau bila anda sudah menikmati tempat-tempat wisata yang ada di daerah ini. Anda pasti tak percaya ada danau di puncak gunung, dan tempat rekreasi anak-anak seperti water boom ada di tempat ini. Sebuah desa idaman yang bernama Taraju di bumi Parahiyangan. Sampai nanti ya!!! (Bersambung)
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H