Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Nggak Usah Sekolah Masuk Homeschooling Aja!

5 Juni 2010   00:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Melihat begitu mahalnya biaya pendidikan saat ini membuat para orang tua pusing tujuh keliling. Mereka yang mengelola pendidikan mengatakan, "kalau mau berkualitas ya harus mahal".

Kalau sudah begitu, si miskin tak akan pernah mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka pun bingung kemana hendak mengadu. Sebab pemerintah seperti tuli.

Tidak sekolah akhirnya menjadi pilihan. Mau sekolah biaya tak ada. Jadilah mereka anak jalanan yang mencari uang di jalan-jalan ramai. Buat mereka sekolah hanyalah impian. Buat mereka sekolah hanya buang-buang waktu saja. Toh kalau sudah lulus, mereka cuma menjadi pengangguran terdidik. Mendingan menjadi pengamen, jelas dapat duit dan yang penting punya percaya diri yang tinggi.

Ada juga yang punya duit, tetapi mereka merasa tak mendapatkan layanan berkualitas dari sekolah.

Bagi mereka para orang tua yang bisa mengajari anaknya sendiri, homeschooling menjadi pilihan. Nggak usah sekolah, masuk homechooling aja!

Buat mereka, homeschooling menjadi pilihan tepat bagi anak mereka. tak peduli ada cibiran nyinyir di sana-sini. Homeschooling tetap jalan mendidik anak negeri. Anda bisa membacanya di sini.

Tapi sayang, homeschooling yang ada saat ini banyak juga yang salah jalan. Homescholing bukanlah lembaga seperti sekolah. Homeschooling yang benar adalah anak dididik oleh orang tuannya sendiri di rumah. Anak belajar di rumah dengan sarana dan prasarana yang dipersiapkan oleh orang tuanya. Seperti H. Agus Salim dulu mendidik anak-anaknya sendiri. Mereka tidak bersekolah di sekolah umum, tetapi mereka bersekolah di rumahnya sendiri. Banyak buku di dalam perpustakaan rumah. Ayah dan ibu menjadi guru mereka. Itulah homeschooling yang benar. Anak mendapatkan pendidikan langsung dari orang tuanya sendiri. Orang tua bertindak sebagai guru.

Tidak mudah melakukan homescholing. Apalagi bagi orang tua yang super sibuk. Homeschooling yang benar adalah, para orang tua memperhatikan anak-anaknya belajar sebagaimana mereka berada di sekolah. Ada jam-jam tertentu yang harus dilakukan untuk menggali ilmu pengetahuan dan menguasai keterampilan.Memberikan mereka pendidikan budi pekerti agar kelak memiliki karakter yang kuat.

Kalau ada lembaga yang melaksanakan homeschooling, itu bukan homeschooling yang asli. Sebab homeschooling yang asli adalah sekolah yang berada di rumah. Orang tua menjadikan rumah sebagai sekolah bagi anak-anaknya. Orang tua bertindak sebagai guru dan anak-anaknya menjadi peserta didiknya. Ada kurikulum yang dibuat sendiri dan disepakati. Ada tujuan yang akan dicapai sehingga seiring berjalannya waktu, mereka yang belajar di rumah tak kalah kualitasnya dengan mereka yang belajar di sekolah. Anda bisa baca kisah Thomas Alfa Edison. Dia terpaksa sekolah di rumah, dan ibunyalah yang menjadi gurunya. Siapa yang menyangka, kalau lulusan homeschooling itu menemukan banyak teknologi baru yang saat ini bermanfaat untuk umat manusia.

Homeschooling memang masih menuai pro dan kontra. Para pakar pendidikan pun bicara. Hanya saja, dari sisi legalitas hukum, sekolah di rumah belum sepenuhnya mendapatkan pengakuan. Sebab dari sisi evaluasi dan pengawasan sangatlah lemah. Berbeda dengan sekolah yang memiliki proses evaluasi dan pengawasan yang ketat. Kita bisa berdiskusi tentang hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun