Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muliakan Guru di Tempat Terhormat

1 Desember 2015   20:29 Diperbarui: 1 Desember 2015   20:47 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muliakan guru di tempat terhormat. Mereka adalah orang tua kita di sekolah. Kita bisa sukses seperti sekarang ini adalah berkat jasa guru. Walaupun kesuksesan itu semua kembali kepada daya juang kita masing-masing. Peran guru tidak akan pernah kita lupakan. Melalui pendidikan di sekolah kita mulai bercengkrama dengan para guru. Ada suka dan duka di sekolah. Pendidikan kita rasakan lebih banyak di sekolah.

[caption caption="Pak Arief Rachman, Guru kami yang dimuliakan. Dokpri"][/caption]

 

Pendidikan adalah sebuah gerakan. Di sana ada peran pemerintah dan peran masyarakat. Oleh karena itu gerakan pendidikan tidak hanya dilakukan oleh guru. Ada peran masyarakat dan pemerintah di sana. Biarkan guru menjadi manusia mulia karena kita benar benar memperhatikan kesejahteraan mereka. Perhatikan kompetensi mereka agar guru tumbuh menjadi manusia yang mulia dan terhormat di depan murid-muridnya. Biarkan guru berinteraksi dengan muridnya melalui berbagai metode pembelajaran yang menyenangkan semua.

Wahai kawan datangi gurumu, dan ucapkan terima kasih. Tidak usah memberi hadiah. Bagi kami para guru ucapan terima kasih yang tulus dari kalian adalah hadiah surga yang terindah. Itulah kebahagiaan yang terindah bagi kami yang sudah berprofesi sebagai guru. Bagi kami guru adalah profesi yang sangat mulia, oleh karenanya kami menjaganya dengan penuh keteladanan, kesantunan, dan kehormatan. Kami menjalankan tugas mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Cerdas watak dan juga cerdas otak seperti apa yang disampaikan pak Arief rachman guru kami yang dimuliakan. Kami bekerja untuk menjadi guru yang selalu diingat dan bukan menjadi guru yang dilupakan. Guru yang menginspirasi tentu menjadi tujuan kami.

Guru yang menginspirasi tidak hanya mengajar dan mendidik saja. Guru yang menginspirasi akan hadir di ruang kelas mencerahkan semua murid-muridnya. Kami mengajak kepada semua untuk memuliakan guru di tempat yang terhormat. Gajinya kita perbaiki, dan keilmuannya kita terus kembangkan agar guru selalu belajar sepanjang hayat. Mari kita lindungi guru-guru kita dari kesusahan hidup. Biarkan mereka bahagia dengan hidup yang berkecukupan. Bila mereka cukup, maka mereka akan memotivasi murid murudnya dengan baik.

Motivasi itu penting sekali bagi guru agar bekerja sepenuh hati. Jangan jadi guru yang biasa-biasa saja, jadilah guru yang luar biasa dan bekerja sepenuh hati (all out), dan benar-benar mempersiapkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Guru adalah sebuah profesi yang dimuliakan. Tidak ada yang sulit menemukan hal baru. Inovasi harus dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. Oleh karenanya pendidikan harus berorientasi ke masa depan, dan membuat murid betah berlama lama dengan gurunya. Bila guru tak hadir, maka akan dicari dan dirindukan murid-muridnya.

Ada salah satu contoh guru Indonesia yang patut diteladani. Dalam sejarah bangsa ada pahlawan nasional yang bernama HOS Tjokroaminoto. HOS Tjokroaminoto, adalah gurunya para bapak bangsa dan mentor bagi pejuang yang lebih muda. Dari Soekarno, Kartosoewirjo hingga Musso, dari yang islamis hingga komunis, dari yang kiri sampai kanan. Dinyalakannya api keteladanan, dihidupkannya degup jantung perjuangan, Tjokro membuka jalan bagi banyak sang pemula, Tjokro juga tempat banyak berharapnya rakyat jelata. Jika Tjokro pencetak pendiri negeri, bagaimana kini hidupnya bisa diteladani. Kita perlu sosok HOS Tjokroaminoto muda dalam sekolah-sekolah kita yang mampu menggerakkan dan berkomunikasi dengan baik. Beliau mampu menjadi guru yang menggerakkan dan dia dapatkan dari berinteraksi dengan dunia pendidikan.

Kami titipkan Indonesia kepada bapak dan ibu guru yang bekerja melukis masa depan Indonesia. Indonesia memerlukan guru-guru yang mampu menggerakkan murid-muridnya. Wahai guru Indonesia kerjakan dengan sepenuh hati dan teruslah mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita jadikan anak-anak Indonesia yang optimistik, pantang menyerah, dan penuh semangat membangun negaranya. Kita semua ingin melihat tanggung jawab guru adalah tangungjawab kita bersama. Yuk mari kita muliakan guru di tempat yang terhormat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun