[caption id="attachment_154680" align="alignleft" width="300" caption="Menyebarkan Virus PTK di Kepulauan Bangka belitung"][/caption]
Bersama bapak Dedi Dwitagama (Kepala SMKN 36 Jak-Ut), saya pergi ke Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung untuk sharring pengalaman penelitian Tindakan kelas (PTK) pada kegiatan Workshop Nasional “BEDAH TUNTAS PTK”, yang dilangsungkan di Gedung Diklat Provinsi Bangka Belitung Minggu 30 Mei 2010, dengan jumlah pesertanya hampir seratus orang.
Acara yang sedianya akan dibuka oleh Gubernur kepulauan Bangka Belitung diwakili oleh kepala Dinas pendidikan propinsi.
Mereka sangat antusias mendapatkan materi PTK. Kami mulai materi PTK dengan permainan (games) yang membuat guru akhirnya saling kenal mengenal. Membagi mereka ke dalam berbagai kelompok yang pada akhirnya mereka saling berkolaborasi. Maklumlah para guru ini berasal dari pulau-pulau kecil yang ada di propinsi kepulauan bangka belitung.
[caption id="attachment_154686" align="aligncenter" width="448" caption="Para Guru Bermain games PTK"][/caption]
Melalui metode penugasan, kami menugaskan para guru untuk menyusun puzzle kata yang berhubungan dengan PTK dalam sebuah amplop. Dari penugasan itulah guru yang awalnya tidak saling kenal mengenal, melakukan kerjasama untuk menyusun kata-kata itu menjadi bermakna dan berhubungan dengan PTK.
Cukup seru juga menyaksikan mereka itu menyusun kata menjadi kalimat penelitian. Tanpa terasa waktu terus berjalan, namun belum ada satu pun kelompok yang selesai. Akhirnya kami memberikan kunci yang mengarahkan mereka untuk menyusun sistematika pelaporan PTK.
Itulah bentuk workshop PTK kami yang sangat berbeda dengan workshop lainnya, dimana para guru hanya menjadi pendengar setia dari para narasumber. Metode ceramah seperti itu hanya mampu sebentar menyerap di otak, sebab gaya belajar manusia menurut penelitian Dr. Greg, lebih banyak kinestetik (60%) dari gaya belajar auditory maupun visual. Berdasarkan hasil penelitian itulah kami mengajak para guru untuk meneliti dengan cara-cara sederhana. Dimana para guru diajak bermain sambil belajar, dan belajar sambil bermain. Metode seperti ini, akan jauh lebih menyerap ke otak dan membuat guru akhirnya termotivasi untuk melakukan PTK.