Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Guru Perlu Meneliti di Kelasnya Sendiri?

16 Desember 2010   07:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:41 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, Kamis 16 Desember 2010 saya diminta oleh Kepala Puslitbang Pendidikan agama dan keagamaan kementrian agama RI, Dr. H.M. Amin Haedari untuk menjadi nara sumber seminar hasil penelitian tindakan kelas (PTK). Rencananya seminar hasil PTK ini akan berakhir pada hari Sabtu, 18 Desember 2010.

Kegiatan yang diberi nama Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dalam PTK ini dilaksanakan di Sahira Butik Hotel, Jl.Paledang No. 53 Kota Bogor Jawa Barat. Dalam workshop ini akan dipaparkan hasil penelitian dari teman-teman GPAI dari kabupaten Banjar, Lampung, Serang, Pasuruan, dan Klaten.

Perwakilan 5 daerah kabupaten ini dari seluruh Indonesia ini terpilih untuk mempresentasikan hasil PTK-nya. Kita akan belajar dan berbagi ilmu PTK di sini, saling memberikan tanggapan, dan masukan agar laporan PTK dari tiap daerah yang lolos ini menjadi semakin baik kualitasnya. Sebab di hari terakhir, teman-teman guru diminta untuk memperbaiki laporan PTK-nya.

Ada sebuah pertanyaan mendasar yang mengganjal, dan seringkali ditanyakan kepada saya sebagai salah seorang nara sumber PTK. Pertanyaan yang mendasar ini seringkali terlontar dari para guru yang mempresentasikan hasil penelitiannya.

Pertanyaan itu adalah mengapa guru perlu meneliti di kelasnya sendiri?

Bagi para guru, meneliti bertujuan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai seorang guru. Dengan meneliti, guru akan melakukan refleksi diri dari apa yang telah dilakukannya dalam pembelajaran di kelas. Dengan meneliti pula para guru akan menemukan solusi dari permasalahan di kelasnya. Tentu dibutuhkan proses membaca agar apa yang dilakukan sesuai dengan kajian pustaka yang tertulis dalam bab II atau bagian isi laporan PTK.

Saelain itu, agar hasil penelitiannya tidak subyektif, maka guru perlu melakukan kolaborasi dengan teman sejawat. Dari kolaborasi inilah akan terjadi dialog, dan komunikasi di antara sesama guru itu sendiri. Bersama-sama dengan teman sejawat itulah guru melakukan perencanaan, pelaksanaan tindakan, melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi diri dalam PTK yang biasa disebut siklus.

Sayangnya, banyak guru yang terjebak dalam melakukan tindakan penelitian. Seringkali guru lupa mencatat apa-apa yang sudah dikerjakannya. Padahal, catat mencatat itu penting dalam melaporkan perkembangan hasil penelitian yang akan diceritakan dalam bentuk deskripsi siklus PTK dalam pembuatan laporan penelitian.

Akibatnya, banyak guru yang hasil penelitiannya sulit dimengerti oleh mereka yang membaca hasil penelitiannya. Di sinilah pentingnya, guru meneliti agar mampu menulis karya tulis ilmiahnya sendiri dari hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dengan begitu, ada tindakan nyata yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya di kelas.

129248506517237114
129248506517237114

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun