Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca adalah Makananku, dan Menulis adalah Minumanku

10 Januari 2011   17:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:44 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="" align="aligncenter" width="255" caption="membaca adalah Makananku dan Menulis adalah Minumanku"][/caption]

Setelah hampir 4 jam lebih membaca tulisan teman-teman di dunia maya, akhirnya saya paksakan juga menulis sebelum tidur. Sebab banyak sekali tulisan teman-teman yang bermanfaat yang saya baca. Setidaknya tulisan itu telah menginspirasi saya untuk menulis lebih baik dari mereka.

Membaca adalah makananku, dan menulis adalah minumanku. Hal itulah yang membuat saya semakin produktif dalam menulis. Sebab membaca, dan menulis sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi saya. Di awali dengan banyak membaca, lalu diakhiri dengan menulis.

Saya menulis bukan karena semata-mata saya ada, dan hidup di dunia. Tetapi saya menulis karena rasa haus saya untuk berbagi kepada sesama. Sehingga saya merasakan apa yang saya baca harus segera saya sharingkan kepada teman-teman lainnya. Dengan begitu, apa yang saya dapatkan itu tidak hanya nyangkut di kepala saya saja, tetapi nyangkut juga kepada orang lain yang membaca tulisan saya melalui blog kompasiana.

Hari ini saya membaca tulisan teman-teman di kompasiana cukup lama. Bagus-bagus sekali isinya. Ada yang saya komentari, dan ada pula yang saya tak komentari. Tanpa terasa sudah 4 jam lebih saya berada di depan laptop, dan kini saatnya saya harus menulis sebelum tidur. Sebuah kebiasaan yang saya coba lakukan dengan komitmen yang tinggi di tahun 2011 ini.

Barusan saja saya baca tentang pentingnya sebuah nasehat yang dituliskan oleh pak Kabul Budiono. Beliau adalah mantan penyiar radio RRI yang cukup terkenal, dan kemudian menjabat sebagai pejabat struktural. Beliau mengingatkan kepada kita akan pentingnya melakukan refleksi diri, dan mau menerima nasehat orang lain. Kalimat penting yang beliau sampaikan ada di bawah ini:

Loe, selalu melawan pimpinan. Loe merasa kalau pimpinan selalu salah. Loe yang merasa paling benar dan paling pintar. Jangan begitu dong. Kalau loe selalu begitu,loe nggak bakal jadi orang .....” klik di sini.

Kalimat ini terus terang menginspirasi saya untuk mau menerima nasehat orang lain. Terkadang kita sering berhutang nasehat dari para teman kita yang baik hati. Tetapi terkadang kita justru marah bila dinasehati.

Lebih senang lagi ketika saya membaca tulisan sahabat saya mas Johan Wahyudi yang hari ini dua tulisannya sangat bagus, dan menjadi headline di kompasiana. Tentu tulisan beliau yang menginspirasi itu jelas harus diapresiasi. Apalagi ada sahabat saya juga yang bernama mbak Ajeng Kania yang tulisannya sering juga masuk headline kompasiana. Kedua orang itu adalah guru. Mereka penuh dedikasi dalam menulis, dan kualitas tulisan mereka memang luar biasa bagus. Sudah banyak tulisan mereka dimuat di media cetak.

Saat ini masih jarang kita temui guru yang pandai menulis. Buktinya masih banyak guru PNS yang kepangkatannya mentok di golongan IVA. Tentu ini menjadi keprihatinan kita bersama. Mengapa guru banyak yang tak mampu menulis? Karena membaca tak menjadi makanannya, dan menulis tak menjadi minumannya. Itulah kenyataan pahit yang ada dalam dunia pendidikan kita.

Semoga semakin banyak lagi guru yang pandai dalam menulis. Dengan begitu, dunia pendidikan kita akan semakin tercerahkan. Sebab dengan banyak menulis, tentu para pendidik itu harus banyak pula membaca. Di rumah sehat kompasiana inilah kita belajar bagaimana caranya menulis yang baik. Banyak penulis hebat ada di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun