Buku Baru Prayitno Ramelan
Bahagia rasanya hati ini karena sudah ada dua orang kompasianers yang melaunching bukunya dari hasil ngeblog di kompasiana. Buku pertama adalah buku pak Chappy Hakim (Cat Rambut Orang Yahudi), dan hari ini akan dilaunching buku pak Prayitno Ramelan, bapak publik blogger kompasiana.
Buat saya secara pribadi, mereka adalah orang-orang hebat yang tidak hanya sekedar menulis, tetapi memiliki tujuan (goal) dari menulis itu sendiri. Komitmen dan konsistensi mereka dalam menulis tidak kita ragukan lagi. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya pembaca yang membaca tulisan mereka dan juga berkomentar. Mengomentari tulisan mereka yang bagus itu, atau memberikan masukan dari tulisan mereka. Merekapun (apalagi pak Pray) sangat telaten dalam menjawab setiap komentar yang muncul.
Pak Chappy Hakim dan Pak Prayitno Ramelan adalah contoh dan teladan kita semua bahwa hidup harus bermanfaat untuk orang lain dan harus memiliki kemampuan untuk berbagi. Berbagi pengalaman dan pengetahuan yang disharingkan dalam bentuk tulisan. Bukan hanya sekedar pengisi waktu luang yang tulisannya kurang bermanfaat.
Buku Baru Chappy Hakim
Membaca tulisan mereka, membuat saya selalu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Mereka adalah dosen saya di universitas kompasiana. Tanpa saya sadari saya telah menjadi sarjana blog. Sarjana yang lahir dari membaca dan menulis di blog. Universitas kompasiana telah membuat saya bukan hanya sekedar menulis, tetapi lebih dari itu. Kompasiana telah menjadi media saya dalam meningkatkan minat, dan kreativitas saya dalam menulis. Juga media saya untuk saling bersilahturhim dengan blogger lainnya.
Buku pak Pray,“Intelijen Bertawaf: Teroris Malaysia dalam Kupasan” yang diluncurkan di Essence Residences, Jakarta Selatan hari ini, membuktikan bahwa bila kita komitmen dan konsisten menulis di blog, maka akan melahirkan sebuah buku yang menarik. Itu keyword-nya.
Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman kompasiana yang ingin mengikuti jejak pak Pray dan juga pak CH, maka mulailah step by step mengumpulkan tulisan yang fokus dalam bidang ilmu yang dikuasai dan disukai lalu mendapatkan respon dari pembaca. Bila ternyata respon pembaca kurang, anda perlu melakukan refleksi diri dan tidak perlu memaki pembaca yang tak punya dosa apa-apa.
Saya teringat dengan buku Mas Radityadika dari hasil ngeblognya yang fokus dengan ngocol atau komedi. Ternyata respon pembaca begitu tinggi, dan jadilah buku kambing jantan yang ngocol itu disukai banyak orang. Sebagai guru di sekolah, saya pun turut menikmati buku ngocol ini yang memiliki kreativitas tinggi. Bahkan respon pembaca berkembang terus dan memikat hati dunia film untuk menjadikan buku itu sebuah film yang layak untuk ditonton sebagai sarana hiburan.
Rumah sehat kompasiana adalah rumah sehat kita semua. Marilah kita bersama-sama mengisinya dengan kreativitas menulis kita. Memang, harus diakui citizen journalist (jurnalisme warga) sangat diharapkan dalam kompasiana ini, tetapi karena media ini memiliki motto connecting and sharing, maka tidaklah salah bila kumpulan tulisan itu akan berubah pula menjadi media silahturahim untuk kita semua bila bertemu di dunia nyata. Sayapun merasakan bahwa kompasiana ini semakin banyak saja pengunjungnya.
Saya teringat pesan kang Taufik Mihardja (bapak bos admin), bahwa kompasiana itu adalah wajahmu, kenapa kita tak berani menampilkan wajah kita? Menampilkan wajah asli kita di kompasiana yang akan memudahkan pengelola kompasiana bila melakukan acara kopi darat. Kita akan tahu wajah asli si penulisnya. Oleh karenanya saya menyarankan kepada anda mulailah mencantumkan nama asli anda dan foto asli agar memudahkan kita dalam silahturahmi nantinya di dunia nyata. Kalaupun harus menuliskan nama maya seperti saya sendiri, omjay itu merupakan sarana saja agar lebih dekat dengan pembaca. Bukanlah kita harus menjadi diri kita sendiri?