Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mari Kita Menulis!

4 Juli 2010   13:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_185234" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock.com)"][/caption]

Mari kita menulis untuk mengungkapkan isi hati. Dengan menulis, segala sesuatu yang terpendam di rongga dada bisa disalurkan. Dia akan mengalir deras bila kondisi kita memang siap untuk menulis. Oleh karenanya tidak semua orang bisa menulis. Apalagi menulis dengan hatinya.

Banyak orang yang tidak sanggup untuk menulis. Mengapa? Karena keterampilan ini hanya bisa muncul kalau kita banyak membaca buku dan mengalami sesuatu. Menulis dan membaca adalah satu kesatuan utuh. Itu sudah hukumnya, kata Mas Hernowo penulis buku best seller "Mengubah Sekolah". Artinya, membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, bagaikan Romeo dan Yuliet. Saling memberi dan menerima (take and give).

Menulis itu ibarat pisau yang tajam. Bila tidak terus diasah, akan mengakibatkan pisau menjadi tumpul dan berkarat. Oleh karena itu menulis adalah sebuah keterampilan yang harus dikuasai karena melalui proses yang cukup panjang. Dia terlahir tidak sekali jadi. Semua berproses, melalui latihan dan latihan langsung praktek sehingga tulisan yang dibuat menjadi bermakna bagi yang membacanya. Perlu sebuah kreativitas untuk menulis yang enak dibaca dan bermanfaat. Kreativitas muncul, bila terus didorong melalui berbagai latihan, termasuk latihan menulis.

Kalau anada sebagai guru ingin anak didiknya pandai menulis, maka guru itu harus memulainya dari dirinya dulu. Guru harus merasakan bagaimana sulitnya memulai menulis. Bila menulis sudah sering dilakukan oleh para guru sendiri, maka guru akan merasakan nikmatnya menulis. Mengapa? Dengan makin sering menulis, guru akan dapat membuat sendiri bahan atau materi yang akan diajarkannya kepada anak didiknya. Bila tulisannya bagus dan sudah banyak, maka akan dapat menjadi sebuah buku pelajaran yang layak untuk dicetak.

Oleh karena itu budayakan kebiasaan menulis di sekolah kita dari sekarang. Ajaklah anak didik kita untuk juga ikut menulis. Bila budaya menulis sudah tumbuh diantara guru dan anak didiknya, maka akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada di sekolah. Kreativitas akan muncul dari proses menulis itu. Akan terlihat mana guru yang kreatif, dan mana yang tidak dari proses menulis itu. Begitupun dengan peserta didik kita. Akan ketahuan, mana anak yang terbiasa menulis, dan mana yang tidak terbiasa menulis. Anak harus didorong untuk dapat memunculkan kreativitas menulis. Potensi menulis mereka akan muncul bila sudah terbiasa menulis.

Menulis dapat membangun kreativitas anak. Menulis dapat mendidik anak kita menciptakan sesuatu. Menciptakan buah pemikiran yang ada dalam otak peserta didik.Bila itu terus dilakaukan, maka dia akan memiliki keterampilan menulis.

Menelurkan ide ke dalam bentuk tulisan bukanlah pekerjaan mudah. Dibutuhkan sebuah pembelajaran kreatif agar proses kreatif itu muncul. Guru dan orang tua harus mampu mendorong anak-anaknya agar mampu mengembangkan kecakapan kreatif melalui menulis.

Para guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang kreatif, agar menulis menjadi pelajaran yang disukai oleh anak. Jangan paksaakan anak untuk menulis ini dan itu. Ajakalah anak untuk menulis apa yang disenanginya dan dikuasainya. Biarkan mereka menulis dengan bahasa mereka. pokoknya menulis harus terus dikembangkan kepada para peserta didik kita.

Pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang mampu mendorong kreativitas dan potensi siswa. Perlu terobosan baru dari guru-guru di sekolah. Untuk itu, para guru ditantang untuk mampu menciptakan proses pembelajaran yang bisa mengelaborasi antara materi pelajaran teori dan praktik secara menarik.

Kesempatan mengembangkan pembelajaran yang lebih kreatif itu sebenarnya cukup terbuka, apalagi dengan penerapan KTSP yang memberikan otonomi pendidikan pada sekolah masing-masing. Karena itu sekolah dan guru harus mampu memanfaatkan potensi mereka untuk menemukan cara mengajar yang demokratis dan mampu menggali potensi diri setiap siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun