Ehem bagi anda, mungkin menulis mudah. Huuu tapi tidak buat saya. Bisa menulis bagi saya seperti melihat hantu yang menakutkan. Aduh baru memulai saja tangan dan kaki terasa gemetar.Vonis diri sendiri bodoh dan rasanya saya sudah tidak bisa menulis lagi. Bahkan membaca tulisan orang lain membuat saya merasa berada di posisi paling bawah dalam urutan tulis menulis.
Kawan kawan yang omjay sayangi dan banggakan. Saya merasa sudah tak bisa menulis lagi. Bukan karena saya tak punya alat tulis, tetapi saya merasakan tak ada ide dalam menulis. Rasanya sulit sekali merangkai kata. Rasanya sulit sekali merangkali kalimat yang bermakna. Tulisannya enak dibaca oleh siapa saja yang membacanya.
Aduh saya sudah tak bisa menulis lagi. Kalau anda sedang belajar aliran psikologi dalam pembelajaran, mungkin saya termasuk aliran behaviorisme.Aliran psikologi yang mengatakan bahwa perubahan perilaku peserta didik melalui pengaturan lingkungan dan pengelolaan stimulus-respon.
Harus ada stimulus respon yang mampu memotivasi diri ini untuk bangkit menemukan kembali hasrat untuk menulis. Harus ada rangsangan-rangsangan yang membuat diri ini terpicu dan terpacu untuk kembali menulis yang menginspirasi orang lain. Bukan melakukan pembenaran, tetapi menulis sebuah kebenaran.
Maaf! Saya sudah tak bisa menulis lagi. Uhuy untunglah ada kompasiana. Media ini begitu berharga dalam menelurkan ide-ide liar dalam menulis. Pokoknya sudah lebih dari 140 kata sudah cukup untuk mengungkapkan perasaan hati yang sedang malas untuk menulis. Bagaimana dengan anda?
[caption id="attachment_327328" align="aligncenter" width="600" caption="Maaf! saya Tak Bisa Menulis lagi"][/caption]
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H