Saya terharu ketika melihat sutradara film, Mas Rudi dan pemain film sekaligus produser film batas mbak Marcella mendapatkan piagam penghargaan dari Menteri Negara Perumahan dan Pemukinan Daerah Tertinggal (Menneg PDT) Helmi Faisal Zaini. Sebab tidak mudah mendapatkan penghargaan itu. Mereka sudah membuktikan sanggup bekerja keras menyelesaikan film mereka yang luar biasa. Bahkan mereka juga telah membuat film dokumenter tentang kehidupan masyarakat di daerah perbatasan. Sebagai seorang guru saya pun turut bahagia mendokumentasikan kebahagian mereka.
Malam itu saya belajar banyak dari peluncuran film batas ini. Iseng-iseng saya mencari muka para hadirin yang hadir di malam peluncuran film batas itu. Ada wajah gembira, dan ada wajah tak terduga. Tak sengaja saya mengambil wajah admin kompasiana. Silahkan bertanya kepada Mas Iskandar apa yang sedang dipikirkannya. Padahal tubuh mulus Mbak Ardina Rasti begitu menggoda. Hehehe.
Selama proses pengambilan gambar kurang lebih 1 (satu) bulan di pedalaman Entikong, Kalimantan Barat, seluruh pemain ditantang untuk mengekplorasikan kemampuan masing-masing dalam berakting dengan memerankan karakter pada cerita dan juga beradaptasi dengan kebudayaan dan juga kebiasaan lokasi syuting yang berada di beberapa tempat, antara lain: Serangkan, Sontas, Punti kayan, dan Punti Tapau.
"Ketika pertama kali mendapat tawaran untuk menggarap film ini, saya merasa tertantang untuk dapat memvisualisasikan naskah dari Slamet raharjo ini untuk para penonton. Dengan segala keindahan alam seperti bukit-bukit dan eksotisme yang ada di Kalimantan semakin memudahkan saya selama menjalani proses pengambilan gambar untuk film ini, " kata Mas Rudi Soejarwo. (bersambung)
http://regional.kompasiana.com/2011/05/13/liputan-peluncuran-film-batas-yang-memukau-2
Salam Blogger Persahabatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H