Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kurikulum 2013 Akan Gagal Tanpa Matpel TIK

23 Juni 2016   22:38 Diperbarui: 24 Juni 2016   08:38 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prediksi saya, kurikulum 2013 akan kembali mengalami kegagalan. Pergantian kurikulum dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 ternyata masih banyak mengundang masalah. Sudah 3 tahun berjalan masih saja bermasalah. 

Tak usah ditutupi masalahnya, karena banyak orang tua dan guru yang mengetahuinya. Setelah 3 tahun berjalan, ternyata kurikulum itu masih setengah mentah, sehingga membutuhkan perbaikan di sana sini. 

Hal yang paling terlihat nyata adalah tidak adanya mata pelajaran TIK dan diganti dengan mata pelajaran prakarya dalam kurikulum 2013. Akibatnya, kurikulum 2013 akan gagal tanpa mata pelajaran TIK. Sebab mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, Apalagi dalam dunia kerja saat ini. Bila tidak diberikan akan menambah pengangguran terdidik di Indonesia. 

Kalau anda tidak percaya, buatlah angket dan sebarkan kepada siswa Indonesia, khususnya siswa SMP dan SMA. Anak anak kita hanya sekedar bisa menggunakan komputer saja, tapi tidak bisa memahami TIK secara mendalam. Materi yang didapatkan secara mandiri terkesan serabutan. Akhirnya materi TIK tidak dapat dikuasai siswa secara sistematis dan terstruktur. Anda bisa melihat lulusan siswa angkatan pertama kurikulum 2013

Ada yang beranggapan bahwa tidak perlu ada mata pelajaran TIK di sekolah. Anak anak diminta belajar sendiri sendiri, anak kecil saja sudah bisa internetan. Mereka lupa bahwa mata pelajaran TIK bukan hanya internetan saja. Justru pelajaran TIK mampu membuka wawasan anak Indonesia. 

Adanya kurikulum TIK membuat anak jadi tahu mana informasi yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat. Tanpa adanya pelajaran TIK di sekolah, mereka justru belajar secara serabutan dan tidak terarah. Itulah pentingnya peran guru TIK yang mendidik dan mengarahkan anak didiknya agar dapat menggunakan komputer dan kemajuan teknologi internet secara bijak. 

Siswa di sekolah menjadi tahu pemanfaatan TIK dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kuncinya sederhana, jika memang TIK dipentingkan sebagai kebutuhan maka materinya tinggal disesuaikan dengan levelnya. IT/TIK saat ini kan sudah bukan lagi hanya kebutuhan ranah pendidikan saja. Rupanya banyak yang tidak paham tentang pentingnya matpel tik. 

Mereka anggap tik tidak penting dan hanya jadi beban bagi siswa bila menjadi matpel. Ada juga yang bilang kalau materi tik jadul krn cuma ajarkan word dan excel. Mereka ingin siswa sudah langsung belajar programing. Padahal untuk bisa masuk ke tahap itu dimulai dari kelas operator dulu baru kemudian programing. Mereka angap tik bisa dipelajari sendiri. Terbukti kata mereka anaknya bisa tik tanpa guru. Mereka tdk sadar kalau anak-anak kita cuma bisa jadi pengguna (pemakai) dan di sinilah guru tik harus mampu menunjukkan bahwa tik itu penting sbg matpel.

Lalu apa jadinya kalau tik tidak lagi menjadi mata pelajaran ?


Contoh kasus, akibat tik tidak diajarkan, maka siswa kelas 12 SMA tidak bisa lagi mengetik sesuai dengan aturan karya ilmiah. Ini banyak terjadi di sekolah. Saya sependapat bahwa ms-word (office) sudah bukan lagi materi tingkat sma, seharusnya materi ini sudah dipelajari dari tingkat sd-smp sebagai lanjutannya karena siswa mulai tingkat smp sudah harus mahir menyusun karya tulis ilmiah. Bagaimana mungkin kalau tidak dipelajari tapi bisa mahir, manusia biasa macam mana yang tanpa belajar tapi bisa mahir ?

Banyak yang keliru dalam menafsirkan TIK hanya sebatas office saja. TIK lebih luas dari pada itu. Banyak guru TIK sarjana komputer melihat fenomena yang beginian jadi miris. Kita bisa ajarkan ke siswa bagaimana membuat web, blog, e commerse,dll. Contoh ketiga hal tsb. Dpt menjadi modal untuk berkarya dan berwirausaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun