Setelah bermalam di Cipanas Garut, kami sekeluarga berkunjung ke tempat saudara di Cibiuk Garut. Alhamdulillah perjalanan dari Cipanas menuju Cibiuk lancar. Kami tak melalui jalan kota, tetapi kami melewati jalan desa yang tembus langsung ke Limbangan. Sepanjang perjalanan, banyak sekali kami temui padi yang mulai menguning di sawah dan siap panen. Pemandangan alam yang indah sepanjang jalan kami temukan. Allahu Akbar, betapa indahnya wajah desaku ini.
[caption id="attachment_259442" align="alignnone" width="533" caption="Betapa Indahnya wajah Desaku (Dokumentasi Omjay)"][/caption]
Di Cibiuk, kami diajak makan siang dengan sayur toge, tahu goreng, dan ayam goreng. Tak ketinggalan pula sambal cibiuk dan ketimunnya. Wow, nikmat sekali rasanya. Nasi liwet yang dimasak enak sekali. Anak-anak saya lihat sampai nambah 3 kali. Sayapun juga tak ketinggalan. Sudah 2 piring tak terasa. Sambal Cibiuk menambah selera makan siang kami. Saya sampai menangis karena kepedesan. Alhamdulillah.
Sambil makan itu, tuan rumah mengingatkan jangan sampai menyisakan nasi. Sebab kasihanilah petani yang sudah susah payah menanamnya. Kita wajib bersyukur dan mensyukurinya dengan tidak menyisakan nasi. Artinya, jangan pernah sisakan nasi. Kalau sudah diambil ke dalam piring, maka harus dihabiskan. Tak boleh ada nasi yang terbuang. Sekiranya perut tak muat, jangan mengambil nasi terlalu banyak. Ambil saja sedikit demi sedikit. Itulah yang diajarkan dalam agama islam.
Petuah itu ternyata bukan petuah sembarangan. Saudara kami itu kini sudah berusia 93 tahun karena tak pernah menyisakan nasi dalam hidupnya. Nasi yang beliau ambil ke dalam piring, selalu habis dimakannya. Itulah yang menyebabkannya panjang umur dan sehat selalu. Selain itu, pola makan harus diatur. Jangan makan terlalu banyak, dan setelah makan jangan langsung tidur. Badan harus banyak bergerak agar kalori yang masuk ke dalam tubuh menjadi energi gerak.Kamipun foto bersama setelah makan siang.
Jangan pernah sisakan nasi membuat saya teringat kembali dengan lagu Nia Daniati yang populer itu.
"Ibu dan bapak dulu berpesan, jangan pernah kau siasakan nasi. Masih beribu banyak tangan meminta"...
Lirik Lagu nia daniaty bukalah hatimu
ibu dan bapa dulu berpesan jangan pernah kau sisakan nasi masih seribu tangan meminta tidak semuanya sama nasi bukakanlah jendela dan pintu bila kau lihat terbit matahari bukakanlah pintu hatimu bila kau dengar suara yang merintih aku ingin bertanya aku siapa yang punya tangan ini meminta tiada yang perduli aku tak tahu apa ayah dan ibu mendengarnya akupun merindukan belas kasih darimu kain yang bekas jangan dibuang masih banyak yang tak tahan dingin kalau sebelas kasih dan sayang kan selusin yang lelah menghampiri sumber: http://www.liriklagu77.com/n/nia-daniaty_2343/bukalah-hatimu_14983.html
Salam Blogger Persahabatan
Omjay