[caption id="attachment_258378" align="aligncenter" width="600" caption="Anak sekolahan main di warnet. sumber foto dokumentasi pribadi"][/caption] Pagi ini saya kaget sekali. Warnet yang biasa saya gunakan di jalan pak Oyon Bandung dipenuhi oleh anak-anak sekolahan. Semua komputer penuh diisi oleh anak-anak itu. Saya pun memperhatikan apa saja yang mereka buka. Ternyata, mereka lebih banyak membuka games dan tak ada satupun yang membuka blog pribadi untuk menulis. Bermain games nampaknya lebih menarik hati mereka. Saya tidak menyalahkan mereka. Sebab games memang lebih menarik ketimbang menulis. Bagi mereka, tiada hari tanpa bermain games. Asalkan games itu mendidik, mungkin itu tak menjadi persoalan, tetapi bila tak mendidik? Ini yang akan menjadi persoalan kita bersama. Dibutuhkan banyak pemandu agr mereka tak melulu bermain games, dan banyak hal yang bisa didapatkan dari hanya sekedar bermain games. Sayangnya, guru pemandu sampai saat ini masih sangat sedikit. Indonesia kekurangan guru pemandu yang melek internet. Dengan dihapuskannya pelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) di tingkat SD, SMP, dan SMA, semakin berkurang saja para pemandu yang akan mengarahkan mereka. Pelajaran TIK tak melulu microft office, banyak hal yang bisa diajarkan. Misalnya, guru bisa mengajarkan kepada mereka bagaimana caranya membuat games sederhana. Dengan hilangnya matpel ini, maka kita akan selamanya menjadi bangsa pemakai teknologi. Semoga hal ini tidak terjadi. Ketika warnet dipenuhi anak sekolah diperlukan pemandu yang mampu mengarahkan mereka. Minimal petugas warnet mengerti dan paham untuk mengarahkan mereka bermain games yang positif. Batasi pemakaiannya agar tak terlalu berlebihan. Sebab sesuatu yang berlebihan akan tak baik jadinya. Bagaimana menurut anda? Salam Blogger Persahabatan Omjay http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H