jangan beri aku alat tulis!
Kalau kau beri aku alat tulis, maka aku akan menulis. Menulis apa saja yang berkecamuk dalam otakku. Menggerakkan tangan ini untuk menulis apa yang kusukai dan kukuasai. Apa yang kusenangi dan apa yang kubenci. Tak peduli kalau akhirnya aku harus dibuih. Masuk jeruji besi yang ditakuti anak negeri.
jangan beri aku alat tulis!
Sebab dengan menulis aku merasakan menjadi seorang penulis. Penulis dadakan yang tak terkenal. Penulis dadakan yang sedang belajar menulis. Belajar berbagi pengalaman dan pengetahuan meski hanya sedikit. Walaupun sedikit, bila kau mau berbagi maka akan menjadi kekuatan maha dahsyat bila dilakukan terus setiap hari. Tak peduli mendapat caci, yang penting originalitas tetap terjaga dengan baik. jangan pernah menjad plagiat! Lebih baik menjadi terkenal dengan tulisan sendiri, daripada terkenal tapi mencuri karya tulis orang lain.
Jangan beri aku alat tulis!
karena alat tulis ini membuatku menjadi seorang pejuang demokrasi. Seorang pejuang yang hanya mampu menuliskan pokok-pokok pemikirannya untuk kemajuan bangsa. Seorang pejuang yang menginginkan kebebasan yang bertanggungjawab. Mampu mandiri dan tidak bergantung kepada bangsa lain. Sebab Indonesia adalah negara merdeka dan berdaulat. Dari sabang sampai merauke. Cukup sudah kita dijajah Belanda dan Jepang. janganlah lagi kita dijajah Amerika dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Jangan kau ciptakan lagi penjajahan gaya baru karena arus globalisasi yang tak terbendung lagi. Indonesia harus berjaya dan diakui dunia.
jangan beri aku alat tulis!
Sebab tulisanku akan terbang kemana-mana melalui dunia maya. Selalu online 24 jam dan tak pernah tidur. Adanya dunia maya memudahkan aku mempublikasikan tulisan-tulisanku. Mungkin tidak bermutu bagimu, tapi bermanfaat untuk orang lain. Karena tulisanku pasti lolos untuk dipublish. Sebab aku sendirilah yang menjadi editor dan penuh tanggung jawab menjalankannya.
Mungkin tulisanku menjadi sampah informasi di internet. Namun mungkin saja tulisanku menjadi sampah yang membawa berkah. Mampu memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca tulisanku dengan empati dan membuatnya menjadi manusia berkarakter. Tidak menjadi manusia yang pelintat pelintut dan asal bapak senang.
Jangan beri aku alat tulis!
Meskipun rasa kantuk ini telah menyengatku, aku terus menulis. Sebab aku yakin, apa yang aku tulis bisa menjadi bas betot dan membuatku menyanyi dalam barisan kata-kata indah seperti lagu "jangan menyerah" dari dmasiv yang mempesona itu. Terangkai indah dalam kalimat mesra berisikan cinta. Karena kulihat ada cinta di bola matamu yang sangat indah. Membuatku teringat kembali akan kampanye pak SBY di Indosiar, dalam kampanye pertamanya menjadi seorang calon presiden beberapa tahun lalu. Lagu ada pelangi di bola matamu mengingatkan aku akan janji-janji pak SBY untuk menumpas korupsi sampai ke akar-akarnya. Tetapi kenapa markus semakin merajalela di masa pemerintahannya?