Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ilmu Ibunda

26 Desember 2009   02:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:46 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_43650" align="alignleft" width="68" caption="Eka Budianta, Sang Penulis"][/caption]

Semalaman saya membaca buku karangan penulis terkenal EkaBudianta. Judulnya ilmu Ibunda. Mengenang Daoeni Andajani (Malang, 1935-Yogyakarta,2009). Buku ini dibuat oleh Mas EkaBudianta yang pada tanggal 30 Mei 2009, baru saja ditinggalkan ibunda tercintanya. Beliau menceritakan bagaimana ibundanya yang hanya mantan guru sekolah dasartelah menjadi orang biasa yang luar biasa karena begitu banyak ucapan duka cita yang ditujukan kepada beliau, sehubungan dengan meninggalnya ibunda tercinta. Bahkan seorang guru besar dan tokoh lingkungan, Emil Salim memberikan salam duka citanya yang mendalam melalui email dan SMS.

Buku dengan tebal 104 halaman ini telah menggugah hati dan perasaan saya betapa besar jasa seorang ibu kepada anak-anaknya. Betapa ibu mengajari menulis, mencintai lingkungan, dan menggembirakan Tuhan Yang Maha Esa, menyenangkan Tuhan Yang Maha Kuasa dengan menuliskan sebuah Tulisan yang berjudul Kegembiraan Ilahi untuk anaknya EkaBudianta yang berulang tahun ke-50. Ditulisnya dengan penuh kasih sayang dari tanggal 1 s.d. 10 Nopember. Sebuah tulisan yang sangat menyentuh hati bagi siapa saja yang membacanya dengan hati pula. Bercerita tentang anaknya dari tahun ke tahun yang penuh dengan lika-liku sejarah perjuangan bangsa. Tulisan seorang ibu yang selalu sayang dengan anak-anak-anaknya yang kini telah membesar, melupa,dan menua dengan banyaknya uban di kepala.

Dalam cover belakang buku ini dituliskan, “Bahkan bebek adalah ibu yang baik”, kata seorang cucu ibu yang bernama Pandusetia. Ia nomor 2 dari 22 cucunya. Ketika masih di Taman Kanak-Kanak ia suka bernyanyi: Be kind to your wet footed friend. For the duck may be some body’s mother.” Ayo bersikap ramah kepada teman yang berkaki basah. Bahkan bebek bisa jadi seorang ibu.

Induk bebek liar yang bersarang di atap rumah, bisa mengajar anaknya berenang di danau. Bagaimana caranya? Setelah semua telurnya menetas, ia dorong anaknya satu persatu ke dalam pipa talang. Sepintas seperti kejam. Tetapi bayi-bayi bebek itu selamat dan jadi besar. Mereka jatuh ke selokan dengan air yang mengalir ke sungai kecil. Sungai itu bermuara di danau. Di sanalah anak-anak bebek belajar mencari makan, sampai besar dan mampu terbang ke atas gedung tempat mereka menetas.

Membaca buku ini, saya menemukan seorang EkaBudianta yang sangat luar biasa karena mendapatkan ilmu dari ibundanya. EkaBudianta adalah seorang penulis handal yang namanya sudah dikenal oleh banyak kalangan, baik di Indonesia maupun Negara lainnya. Pertama mengenal beliau, saya begitu kagum padanya. Beliau bukan saja mampu menulis, tetapi memiliki kemampuan berbicara yang mempesona. Saya termasuk orang yang terkagum-kagum mendengar cerita beliau tentang pohon sawo yang diceritakannya secara alamiah dan ilmiah. Luar Biasa! Jarang kita temui orang seperti beliau yang memiliki kemampuan menulis dan juga berbicara.

Saya terharu membaca tulisan beliau dalam Prolog buku ini halaman 10. Seorang anak selalu membahayakan kehidupan ibunya, sejak ia masih berada di dalam alam kandungan. Saya telah dibesarkan oleh seorang ibu yang selalu terancam hidupnya. Bukan hanya oleh ancaman kesehatan, akibat gizi buruk di masa kecil, misalnya; tapi juga oleh banyak bahaya lainnya. Ibu menghadapi berbagai masalah rumah tangga, ekonomi, kenakalan anak-anak, perilaku masyarakat luas, maupun tragedi kehidupan dan berbagai bencana.

[caption id="attachment_43652" align="alignright" width="300" caption="Kepala Pusbuk dan EkaBudianta, ketika menghadap Mendiknas bersama pemenang lomba naskah buku pengayaan tingkat nasional di gedung depdiknas"][/caption]

Buat anda yang belum membaca buku ini, bacalah! Anda akan mendapatkan ilmu ibunda yang sarat dengan pembelajaran kehidupan. Seorang ibu yang mampu mendidik anak-anaknya ke gerbang kesuksesan. Seorang ibu yang tidak mempunyai akta kelahiran tetapi mendapatkan akta kematian dari propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Buku ini saya dapatkan dari Pusat Perbukuan Depdiknas sebagai salah satu hadiah pemenang lomba penulisan naskah buku pengayaan tingkat nasional. Buku ini diterbitkan olh Taman Belajar Eugenia, Kota jababeka Cikarang Baru. Bagi anda yang ingin membaca buku ini, dapat membelinya di took buku Gramedia. Selamat membaca, dan tulislah resensi buku ini dari kaca mata anda sendiri!

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun