Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Supermen dan Guru Superteam

26 Maret 2015   16:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:58 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Supermen atau superteam?

[caption id="attachment_10737" align="aligncenter" width="500" caption="Guru Supermen atau superteam?"][/caption] Guru Supermen atau Guru Superteam? Tentu anda akan bertanya kepada saya bila membaca judul di atas. Bil diamati ada dua jenis guru. Guru yang bekerja untuk dirinya sendiri, dan guru yang bekerja dalam semangat gotong royong. Guru yang biasa bekerja untuk dirinya sendiri biasa disebut supermen. Dia mengganggap dirinya serba bisa dan hebat dari guru lainnya. Padahal ilmu padi itu menunjukkan, semakin berisi semakin merunduk. Guru supermen selalu menganggap dirinya adalah manusia paling benar dan paling pintar. Guru yang bekerja dalam semangat gotong royong tidak begitu. Baginya hidup untuk melayani sesama. Kolaborasi dipupuk untuk saling melengkapi dan menyayangi, karena tiada manusia yang sempurna. Hatinya tertuju kepada kebersamaan dan kemesraan. Dia bahagia selama hidupnya. Guru supermen dan guru superteam dengan mudah kita temui di sekolah-sekolah kita. Dengan kasat mata kita bisa merasakannya. Guru supermen ingin selalu dilayani, dan bicaranya seperti anggota DPR yang tertangkap kamera merekam dirinya. Jas safari seragamnya menjadi pertanda bahwa dia berpikir seragam tentang masalah pembelajaran. Kreativitas dipahaminya dengan makna yang homogen. Bila tidak sama, maka tak masuk dalam golongannya. Begitulah kira-kira saya mengandaikannya. Guru superteam sangatlah berbeda. Baginya, dia hanya rakyat biasa yang malu bila terekam kamera. Jarang pakai seragam pemikiran bila tak diperlukan. Pikirannya liar melihat heterogennya masalah pembelajaran. Baginya perbedaan adalah teman diskusi dan menjadi ajang untuk saling melengkapi dan menghormati. Kolaborasi adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Guru supermen lebih suka bekerja sendirian, dan guru superteam lebih senang bekerjasama untuk mencapai tujuan. Pelayanan kepada sesama harus didahulukan, dan itu seyogyanya menjadi ranah penting dalam profesi guru yang ingin menjadi guru tangguh berhati cahaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun