[caption id="attachment_306753" align="alignleft" width="300" caption="Etika dan generasi Multitasking"][/caption]
Senang sekali saya hari ini. Selain banyak teman yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya, banyak pula peserta didik saya yang mengucapkan selamat ultah. Belum lagi yang mengucapkan ultah di facebook dan twitter. Jumlahnya sampai ratusan.
Alhamdulillah, inilah resiko dari selebritis dunia maya, hehehehe. Banyak ucapan selamat ulang tahun di mana-mana. Dari dunia nyata dan dunia maya. Kita pun berada dalam etika, dan generasi multitasking.
Sebenarnya, istilah etika dan generasi mutitasking baru saja saya dengar dari acara talkshow Sumpah Pemuda 2.0 di Museum Kebangkitan Nasional siang ini. Acara yang dimoderatori mas Jaya Suprana ini menghadirkan pembicara keren seperti Pak Anhar Gonggong, Mas Imam B Prasodjo, Mas Andrie Subono, Mas Sudiyanto, dan mas Iman Brotoseno.
Banyak hal menarik yang dibicarakan dalam talkshow itu, namun karena riuhnya suasana saya tak berhasil menangkap semua materi yang disampaikan. Hanya saja, pak Anhar Gonggong sempat melontarkan sebuah pernyataan, "apapun teknologinya, etika akan tetap terjaga". Mas Imam Prasodjo pun menambahkan bahwa, Â "kita hidup dalam era generasi mutitasking". Jadi jangan heran kalau banyak blogger yang datang hari itu telinganya mendengar, tetapi mata dan tangannya asyik bermain facebook dan twitter.
Itulah sebenarnya hal yang menarik dari acara talkshow itu dalam pandangan saya. Generasi muda kita saat ini memang berbeda pada saat sumpah pemuda 1928 diucapkan. Sumpah pemuda yang diucapkan pun akan mengikuti era digital dimana telah menjadi sumpah pemuda 2.0. Seolah-olah mengikuti jejak teknologi baru web.2.0. Dimana semua orang bisa saling terhubung dengan mudah dan cepat.
Hidup memang benar dalam era multitasking saat ini. Kita sering tidak fokus pada satu masalah saja, tetapi banyak masalah yang dihadapi. Disinilah diperlukan etika dalam menuntaskan masalah demi masalah. Bukan produk yang kita kejar, tetapi proseslah yang harus kita lalui dengan benar. Bila proses yang kita lalui benar, maka di dalam Indonesia merdeka tidak akan ada kemiskinan. Demikian benang merah yang saya simpulkan dari paparan pak Anhar Gonggong. Â Mas Imam parsodjo pun menambahkan untuk menghadapi era multitasking kita harus memiliki bekal sosiologi yang matang dalam mengembangkan kemanusian.
Lain mas Imam, lain pula mas adrie Subono. Seorang pengusaha yang banyak menghadirkan artis dunia, dan menduniakan Indonesia. Baginya, mendatangkan artis kelas dunia merupakan tantangan tersendiri. Melalui dunianya ia ingin mengenalkan Indonesia kepada masyarakat dunia. Oleh karenanya peranan teknologi informasi sangat penting dikuasainya.
Sementara itu pembicara muda yang hadir dalam acara talkshow, mas Iman Brotoseno lebih menyoroti catatan-catatan seorang blogger yang memerlukan etika ngeblog di dalamnya. Â Era multitasking membuat seorang blogger tak hanya bermain di situs jejaring facebook saja tetapi juga twitter yang terus berkembang dan diminati anak muda jaman sekarang. Sedangkan peraih Indonesia Berprestasi award, mas Sudiyanto lebih menitik beratkan kerja keras dan ketekunan dalam dunia teknologi yang terus berkembang.
Bagi saya secara pribadi, talkshow ini bagus sekali namun sayangnya dibatasi oleh waktu. Acara ini pun membawa semangat satu negeri di era digital yang beretika dan mutitasking. Mari kita berpikir optimis!
Salam Blogger Persahabatan