DERITA GURU TIK
Semestinya guru TIK itu berbahagia. Sebab dia menjadi leader atau pemimpin dalam bidang TIK di sekolahnya. Namun karena banyak guru TIK yang belum dilatih dan terlatih, akhirnya guru TIK tak menjadi leader di sekolahnya masing-masing. Masih banyak guru TIK yang harus mengupdate dan mengupgrate diri. Mereka harus belajar lagi agar tak tertinggal dengan kemajuan IPTEK yang dalam perkembangannya, TIK selalu berkembang.
Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) yang berkembang saat ini kurang dimbangi dengan kemampuan guru dalam memelajarinya. Akhirnya, materi yang disampaikan kepada siswa seringkali tidak update dan ketinggalan jaman. Hal itu ditambah pula dengan biaya perawatan peralatan yang tinggi dalam penggunaan komputer dan internet di sekolah. Biaya yang tinggi membuat guru hanya bisa pasrah ketika anggaran dana tak ada.
Guru TIK wajib di sekolahkan pemerintah. Mereka berhak mendapatkan diklat, pendidikan dan pelatihan di bidang TIK. Bukan pelatihan prakarya yang membuat mereka menjadi semakin tidak linier dengan keilmuannya. Guru TIK dialihkan menjadi guru Prakarya. Merekapun lagi-lagi pasrah menerima nasibnya. Belum ada organisasi guru yang mampu membantu masalahnya.
Derita guru TIK begitu datang bertubi-tubi. Mulai dari mata pelajarannya yang tak ada di kurikulum 2013, sampai kemudian dialihkan menjadi guru Prakarya. Mereka yang kritispun akhirnya tak terima. Beberapa guru TIK yang kritis membentuk wadah orgaisasi baru. Gayung pun bersambut, ternyata guru KKPI di SMK juga mengalaminya. Mata pelajaran Keterampilan Komputer dan dan Pengolahan Informasi (KKPI) juga dihapuskan dan mulai diganti menjadi mata pelajaran baru Prakarya dan Kewirausahaan. Bahkan ada mata pelajaran baru yang bernama Simulasi Digital di Sekolah Menengah Kejuruaan (SMK).
Organisasi guru TIK dan KKPI akhirnya terbentuk dengan nama Asosiasi Guru TIK dan KKPI Nasional yang disingkat AGTIKKNAS. Kami berharap organisasi ini dapat menjadi wadah para guru TIK dan KKPI menyampaikan isi hatinya. Kami ingin menyelesaikan masalah tanpa masalah. Harus ada solusi terbaik dari semua masalah yang terjadi. Guru TIK harus menjadi guru yang terdepan dalam bidang TIK. Namun sayang, organisasi hanya seumur jagung. Dalam perkembangannya justru menghianati perjuangan guru TIK dan berganti nama menjadi FGTIKKNAS. Guru TIK dan KKPI yang komitmen berjuang akhirnya membentuk Komunitas guru TIK dan KKPI.
Derita guru TIK semoga dapat dipahami pak menteri. Khususnya, menteri pendidikan dan kebudayaan, Prof. Dr. Mohammad Nuh, yang sebentar lagi akan diganti pak Jokowi. Kami berharap, presiden dan wakil presiden terpilih dapat memahami derita para guru TIK. Mohon berikan kami pendidikan dan pelatihan yang benar agar kami mampu menguasai TIK dengan teknologi terkini. Hal yang terpentig, mohon segera revisi permendikbud no. 68 tahun 2014 tentang peran Guru TIK dan KKPI agar derita ini segera berakhir.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H