Dagdigdug UN, sumber: wijaya
Kalau orang-orang pintar mungkin sedang dagdigdug saat ini. Mereka menunggu siapa yang akan menggantikan ibu Sri Mulyani Indrawati menjadi meteri keuangan. Sangat berbeda sekali suasananya dengan para peserta didik saya yang sekarang ini ada di sekolah.
Hari ini adalah hari dimana akan diumumkan kelulusan Ujian Nasional (UN). Mereka terlihat sangat dagdigdug sekali. Cemas dan takut tidak lulus. Sebab mereka akan malu bila tidak lulus UN.
Memang sih ada kesempatan untuk mengulang, tapi malunya itu yang bagi mereka sulit untuk menerimanya. Soalnya mereka sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.
Sebagai seorang pendidik, saya memahami benar kondisi psikologis mereka. Tentu ada perasaan khawatir tidak lulus, walaupun mereka sudah mempersiapkan diri dengan baik.
Iseng-iseng saya perhatikan tingkah polah mereka.
Ada yang asyik ngobrol dengan temannya. Ada yang langsung ke masjid melaksanakan sholat dhuha. Memohon kepada Allah agar mereka lulus dengan nilai yang baik. Ada juga di antara mereka yang resah dan gelisah. Jalan mondar-mandiri ke sana kemari. Bolak-balik kayak setrikaan. Hatinya gundah gulana. Belum merasa tenang dan bahkan tegang mendekati detik-detik pengumuman itu.
"Lulus nggak ya?" itulah yang ada dalam alam pikiran mereka.
Saya merasa berempati kepada meraka. saya pun ikut-ikutan merasa tidak tenang, sebab baru saja saya membaca berita di koran kompas hari ini, Jum'at 7 Mei 2010. 561 sekolah lulus nol persen.
Saya baca koran kompas itu sekali lagi.
Sebanyak 1.039 siswa dari 51 sekolah di Ibu Kota dinyatakan mengulang, yang menempatkan DKI di urutan ketiga sebagai daerah yang memiliki tingkat kelulusan 0 persen. Adapun kelulusan siswa yang mencapai 100 persen hanya dicapai 17.852 sekolah atau 41,64 persen dari 44.666 SMP/MTs/SMP Terbuka. Jumlah terbanyak terdapat di Jawa Barat (3.423 sekolah), Jawa Timur (3.281 sekolah), dan Sumatera Utara (1.479 sekolah).