[caption id="attachment_122922" align="aligncenter" width="600" caption="Omjay dan teman-teman Guru di lingkungan kementrian Agama"][/caption]
Bagi saya menulis itu bukan hobi biasa. Sebab dibutuhkan tindakan nyata ketika kita selesai menuliskannya. Tuliskan apa yang kamu kerjakan, dan kerjakan apa yang kamu tuliskan. Tak salah bila saya mengatakan bahwa menulis bukan sekedar hobi biasa. Bagi saya menulis adalah sebuah kebutuhan sama halnya kita makan. Jadi bila saya tak menulis, itu artinya saya tak makan atau berpuasa.
Bagi saya menulis di bulan puasa jelas sungguh nikmat. Kita tak diganggu oleh pikiran untuk makan dan minum. Kita menjadi fokus dalam menulis, dan yang paling penting menulis serasa cair tanpa beban. Pikiranpun serasa tak terpenjara.
Bila menulis tanpa beban, maka akan serasa nyaman dalam menuangkan buah pemikiran kita di dunia maya. Itulah mengapa ribuan artikel tertulis dengan lancar begitu saja setiap harinya. Bila sedang tak ada pekerjaan utama, menulis menjadi hobi yang seringkali dilakukan. Alhasil, banyak manfaat yang saya rasakan. Selain bertambah teman, saya pun menjadi bertambah wawasan. Baik dari sisi pikiran maupun tindakan.
Menulis bagi saya bukan hobi biasa. Bukan pula bakat yang saya dapatkan dari lahir. Justru menulis menjadi hobi setelah saya aktif menulis di rumah sehat kompasiana ini. Meskipun jujur saya banyak menulis di berbagai blog dan milis yang berkaitan dalam dunia pendidikan. Itulah makanya saya sering disebut sebagai guru yang tidak biasa. Artinya saya mencoba mengatakan kepada dunia bahwa guru Indonesia bisa menulis, dan menelurkan buah pemikirannya melalui media yang bernama blog.
Bila anda ingin menjadikan menulis sebagai hobi, maka anda harus menyukai huruf, dan kata-kata beserta tanda bacanya yang mengandung makna. Dengan begitu akan ada makna yang terkuak, dan tersirat setelah anda menuliskannya. Terkadang kata demi kata itu mengalir begitu saja. Tanpa konsep dan pendapat para ahli.
Bagi saya, menulis adalah menyampaikan informasi kepada manusia lainnya. Jadi buat saja tulisan layaknya kita bicara. Hal itulah yang membuat saya betah berlama-lama di kompasiana. Selalu saja ada teman yang sehati dalam menulis. Bahkan saya banyak belajar bagaimana menulis fiksi yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Banyak orang baik yang mengajari saya menulis. Tak heran bila saya diam-diam selalu membaca tulisan teman-teman di rubrik fiksi. Hanya saja seringkali tanpa komentar. Mengapa? Dengan tanpa komentar saya merasakan kedamaian hati ketika membaca tulisan teman-teman. Hal itu lebih baik daripada saya menulis komentar tetapi sesungguhnya saya tak membacanya dengan hati.
Menulis itu bukan hobi biasa. Bila anda ingin membiasakannya, bergabunglah di kompasiana. Anda bisa menulis setiap hari di sini. Tak peduli dibaca atau tidak oleh orang lain, tapi yang terpenting niatkan menulis untuk berbagi. Bukan untuk dipuji atau mendapatkan popularitas semu.
Ketika menjadi salah satu kompasianer teraktif, saya justru mendapat sebuah beban dari dalam diri. Sebab pada akhirnya saya menulis tidak lagi untuk berbagi, tetapi hanya mengharapkan pujian menjadi teraktif. Itulah makanya saya mengusulkan kepada admin kompasiana pada saat itu agar kolom kompasianer teraktif sebaiknya dihapuskan saja. Jadilah kompasiana sekarang seperti sekarang ini. Ada kolom terekomendasi.
Bagi saya menulis adalah panggilan jiwa. Ketika ada ide untuk menulis, ya menulis saja. Komitmen yang tinggi, dan menjaga konsistensi membuat saya percaya diri untuk menulis. Sayapun percaya kalau kompasiana tak akan pernah sepi dari pengunjung. Kompasiana akan menjadi media sosial yang tetap dinanti bagi mereka yang sudah terbiasa mengeluarkan isi hati.
[caption id="attachment_123329" align="aligncenter" width="448" caption="Omjay di Radio Dakta FM"][/caption]