Malam semakin larut. Kubuka web Quran.com. Lalu kupilih surat Yasin. Terasa indah di telinga, dan nyaman di hati. Betapa nikmatnya membaca kalam Ilahi setiap hari. Allah serasa dekat di hati. Pemilik bumi ini seolah-olah bicara kepada kita manusia. Pencipta alam ini mengingatkan kepada makhluk ciptaannya untuk menyadari diri dari mana mau kemana? Bila itu sudah disadari, maka hidup ini serasa tentram, dan damai. Kita pun akan selalu berbagi kepada sesama. Berbagi dan terus berbagi sampai akhir menutup mata.
Kubuka kembali lembaran hidupku. Penuh liku dan mendaki. Tapi itulah hidup. Penuh dusta dan sandiwara. Harus dijalankan dan dimenangkan. Kita harus menjadi pemenang, dan bukan pecundang. Kalimat itulah yang masih kuingat dari Ustadz Diding setiap kali memberikan pengajian di tempat kami.
Kuingat-ingat kembali perjalanan hidupku menjadi seorang guru. Rasanya malu dengan diri ini. Sebab belum ada hal baik yang aku bisa berikan. Belum ada hal menarik yang aku tuliskan. Sampai suatu ketika aku menemukan sebuah buku. Sebuah buku yang mengubah jalan hidupku. GURU GO BLOG.
Buku Go Blog, Optimalisasi Blog untuk Pembelajaran karya Muhammad Adri begitu menggodaku untuk membelinya. Aku merasa benar-benar goblok. Hari gini belum ngeblog. Padahal murid-muridku sudah banyak yang ngeblog. Aku guru yang ketinggalan kereta. Diam termenung di depan stasiun. Menunggu kereta yang tak akan pernah lewat lagi.
Aku pun akhirnya menyadari dahsyatnya blog. Tapi sayang. Kedahsyatan itu bukan membuatku justru disenangi kawan sejawatku. Aku justru dikucilkan. Aku dianggap makhluk aneh. Aku berubah menjadi orang yang autis. Lebih asyik sendiri dengan diriku. Dianggap tak peduli lagi dengan orang-orang di sekelilingku. Aku pun tak peduli, sebab aku bukan orang yang seperti itu bila mereka tahu apa yang kukerjakan.
Terkadang aku suka senyam-senyum sendiri di depan laptopku. Aku mampu bertahan berjam-jam di depan laptopku. Akupun mampu bertahan dalam dunia maya yang begitu menggairahkan. Setidaknya menggairahkan hidupku sebagai seorang guru.
Akupun tersulut untuk menulis dan terus menulis setiap hari. Tak peduli dengan omongan nyinyir. Aku tetap menyisir rambutku, dan terus ngeblog menginspirasi orang lain. Jadilah aku guru aneh di mata mereka.
Buku Guru Go Blog dan CD Go Blognya, membuatku dianggap goblok oleh teman-temanku. Aku dikucilkan, aku dianggap orang aneh, dan aku pun merasakan satu persatu teman dekatku yang tak suka membaca menjauh dariku. Hanya mereka yang senang membaca mendekat kepadaku. Mereka membaca tulisan-tulisanku, dan memberikan saran-saran yang membangun. Akupun semakin gencar untuk membangun sebuah blog pembelajaran yang menarik hati para peserta didikku. Akupun melakukan inovasi pembelajaran.
Setiap kali ulangan teori, aku tak lagi menggunakan kertas ulangan. Aku pun tak capai lagi memfotocopy soal-s0al. Sebab semua soal sudah kutuliskan di blog, dan anak-anak tinggal menjawab pertanyaan itu di bagian komentar yang aku moderasi.
Aku tak membuat lagi soal pilihan ganda. Bagiku soal pilihan ganda dapat menghancurkan kreativitas menulis peserta didikku. Aku beralih ke soal essay. Dengan begitu, murid-muridku akan menjawabnya dengan jawaban yang tak mungkin sama. Logika bepikir mereka menjadi jalan, dan merekapun menjadi mampu menuliskan apa yang ada di dalam pikiran. Siapa yang memahami pelajaran, pastilah dia bisa menjawab dengan benar. Tetapi bila dia belum paham, maka jawabannya pun akan ngalor ngidul muter-muter gak karuan. Mirip orang kesasar jalan.