Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan Harian Seorang Guru (Bu Siti, dan Om Oi)

4 Januari 2011   15:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:57 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sore ini saya tunaikan janji  untuk menemui ibu Siti Rahmani Rauf. Seorang mantan  guru yang menulis buku paket bahasa Indonesia di era tahun 80-an. Bagi mereka yang pernah belajar membaca ini ibu budi, dan ini bapak budi, pastilah kenal dengan penulis buku ini. Beliau sekarang sudah berusia 92 tahun. Hal itulah yang beliau ceritakan melalui telepon dengan saya semalam. Saya pun berjanji bertemu beliau sore ini, Selasa 4 Januari 2010 di rumah beliau di petamburan 1, tepatnya di dekat museum tekstil tanah abang jakarta pusat.

Dengan susah payah saya mencari alamatnya, dan alhamdulilah bertemu juga. Padahal saya sudah dipandu alamat oleh mas Deddy Rachmawan dan juga cucunya ibu Siti,  Armaylia melalui handphone.

Akhirnya setelah bertanya sana-sani, ada orang yang berbaik hati menunjukkan rumah ibu Siti. Betapa senangnya saya, karena sebentar lagi akan berjumpa dengan sang idola.

Saya belikan biskuit roma sebagai buah tangan untuk sang idola. namun sayang, begitu saya sampai di rumah beliau, ibu siti ternyata dirawat di rumah sakit. Saya terkejut sekali mendengarnya. Tidak menyangka kalau ibu siti hari ini terjatuh di rumahnya dan terpaksa harus di rawat di rumah sakit pelni petamburan Jakarta Pusat.

Saya pun akhirnya hanya mengobrol sebentar dengan anak pertama beliau yang bernama ibu Upi atau Tantiana. usia beliaupun sudah tua. Sudah berumur 67 tahun. Ibu Upi dan ibu Siti hanya tinggal berdua di rumah, dan terkadang ditemani oleh seorang pembantu.

Melalui cerita ibu upi inilah saya mendapatkan informasi kalau ibu Siti dirawat di rumah sakit Pelni Jakarta. Sayapun langsung meluncur ke sana, karena jarak rumah ibu Siti dengan rumah sakit tidaklah jauh. Mungkin sekitar 500 meteran lah.

Di tengah perjalanan menuju rumah sakit pelni, om oi (adik kandung almarhum ayah) memberi saya sms. Isinya beliau saat ini dirawat di rumah sakit pelni ruang kenanga kamar 4. Beliau baru saja dioperasi. Katanya sudah 2 minggu beliau dirawat. sayapun langsung bergegas ke ruangan beliau di rumah sakit pelni.

Alhamdulilah, saya dapat bertemu om oi. Om yang selalu memberi saya jajan ketika saya masih kecil. Dulu beliau adalah pegawai PLN di Gambir, dan kemudian ditarik ke pusat. Beliau baru saja pensiun setahun lalu. tapi sayang uang pesangon pensiun yang puluhan juta ternyata hilang dalam bisnis. Om saya itu telah tertipu. Bisnisnya gagal total, dan membuat beliau akhirnya menjadi banyak melamun karenanya.

Saya kunjungi beliau sore ini menjelang maghrib. Nampak jelas beliau semakin menua, dan badannyapun semakin kurus dan mengecil. saya sedih sekali melihatnya. Di kamar itu beliau seorang diri. istri dan anak-anaknya baru saja pulang. istirahat di rumah karena masih ada keponakan dan cucu yang perlu perhatian. Kami pun larut dalam obrolan keluarga, dan betapa bahagianya beliau. apalagi beliau baru saja mendapatkan bingkisaan dari ibu direktur rumah sakit pelni yang datang ke kamar beliau di saat malam tahun baru.

saya terharu mendengar cerita beliau. Betapa sedihya bila kita sakit. Apalagi sakit di saat kondisi sudah menua dan melupa. Tentu ini menjadi pelajaran berharga buat saya, agar mempersiapkan diri untuk menjadi tua. Sebab kita pasti akan mengalami masa tua bila kita diberi umur panjang.

Hal itulah yang saya temui ketika saya mengunjungi ibu Siti setelah menjenguk om oi. Di ruangan itu banyak anak beliau yang menemani, dan saya mengobrol sebentar dengan anak keempat ibu Siti. kata beliau, bu siti memiliki anak 9, dan banyak anaknya kumpul di ruang kamar rumah sakit malam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun