Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buat Apa Uji Kompetensi Guru?

14 November 2015   15:13 Diperbarui: 14 November 2015   15:33 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu, 14 November 2015 saya mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG). Saya mendapat tempat UKG di SMKN 26 Jakarta Timur. Lokasinya tidak jauh dari sekolah kami di Jl Pemuda Komplek UNJ Rawamangun. Saya mendapatkan jadwal UKG dari jam 10.30 sampai 13.00 wib.

[caption caption="Suasana menunggu di tempat tes UKG"][/caption]

Terus terang baru kali ini saya masuk ke dalam sekolah yang bagus ini. Sekolah yang dulu bernama STM Negeri Pembangunan dan siswanya belajar selama 4 tahun. Cukup luas juga sekolahnya. Mobil saya parkir dekat halaman berolahraga siswa SMKN 26 Jakarta. Dari situ saya berjalan kaki menuju lokasi lab komputernya. 

Ketika saya sampai lokasi, sudah banyak guru lainnya yang menunggu untuk ikut test UKG. Mereka menunggu dengan sabar untuk dipanggil oleh panitia UKG. Suasananya mirip kalau kita berobat ke rumah sakit dan menunggu dipanggil oleh perawat untuk diperiksa oleh dokter. Tenang dan tak ada keributan. Masing-masing guru nampaknya berusaha untuk fokus dengan UKG yang akan dihadapinya. Padahal setiap hari kita sudah lakukan UKG di sekolah yaitu Uji Kesabaran Guru, hehehe

Kami diminta mengisi daftar hadir, lalu mengeluarkan kartu Peserta Uji Kompetensi Guru tahun 2015 dan Kartu Tanda Penduduk. Ternyata surat tugas dari sekolah terlupa untuk dibawa. Untunglah bukan menjadi persyaratan utama. Kami diminta menunggu sebentar sambil mengobrol dengan kawan-kawan guru lainnya.

Tibalah kami dipanggil oleh panitia UKG. Kami diminta naik ke lantai 2. Saya diminta memasuki lab komputer pertama. Ada 2 lab komputer di sekolah ini yang dipakai UKG. Satu lab komputer sekitar 30 orang. Lab komputernya tidak seluas lab komputer kami di Labschool Jakarta, dan ada setumpuk hub tersusun di belakang komputer yang saya gunakan. Alhamdulilah dapat komputer PC no.20. Kondisi komputer sudah menyala dan siap untuk dipakai UKG. Saya berdoa semoga dimudahkan dalam mengerjakan soal UKG.

Dengan semangat 45, saya mulai mengisi nomor tes dan nomor validasi peserta UKG dan mencoba latihannya. Ternyata tidak sulit contoh soalnya. Namun terasa sulit ketika saya sudah mulai tes UKG. Jawaban soalnya ternyata susah karena pilihan jawaban hampir mirip dan harus pakai logika untuk menjawabnya. Ada 100 soal semuanya. 70 soal profesional dan 30 soal pedagogik. Harus hati hati dalam menjawab soal karena ada juga soal jebakan. Alhamdulillah dapat nilai 70. Kata panitia sih sudah melampaui KKM yang 55. Tapi saya merasa kurang puas, karena penasaran nomor berapa saja yang salah.

Setelah selesai UKG kami diminta mengisi survey di komputer yang sama. Isi survey sebenarnya lebih banyak bertanya tentang pelaksanaan UKG dan kondisi kita di sekolah. Saya menjadi bertanya dalam hati. Buat apa ada Uji Kompetensi Guru? Lalu sayapun menjawab dalam hati. Untuk membuat kita bercermin diri tentang kemampuan yang sudah kita miliki sebagai guru. UKG adalah cermin kita dan jangan marah kalau nilai UKG kita jelek. Dari sanalah kita perlu belajar lagi dan introspeksi diri. Walaupun harus dikritisi tidak semua soal sesuai dengan apa yang kita ajarkan kepada peserta didik. Kalau sudah begitu, kita nikmati saya sebagai sebuah alat ukur yang tentu harus di evaluasi pelaksanaannya. Apalagi saya sempat beralih profesi menjadi guru prakarya di kurikulum 2013. Pelajaran memasak dan budi daya sayuran lebih dominan dalam alam pikiran saya, hehehe.

 

[caption caption="Kartu Peserta UJi Kompetensi Guru"]

[/caption]

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun