[caption id="attachment_91378" align="aligncenter" width="533" caption="Berhentilah Membaca Untuk Menulis"][/caption]
Berhentilah membaca untuk menulis. Terlalu lama membaca dan hasilnya tidak segera dituliskan akan segera terlupakan. Maklumlah manusia itu pelupa, jarang sekali ada yang ingat apa yang sudah dibacanya dalam waktu yang cukup lama. Kecuali ada sesuatu yang berkesan dari alam bawah sadarmu yang membuat bacaan itu terekam dengan indah di dalam kalbu.
Berhentilah membaca untuk menulis. Dengan menulis ada rangkuman yang kamu tuliskan dari apa yang kamu baca. Ada makna yang mengikat dihatimu sehingga apa yang kamu baca layak untuk kamu sebarkan kembali. Dengan menulis, ada hal-hal penting dari apa yang kamu baca tercatat. Dengan banyak mencatat, kamu akan ingat kembali apa yang pernah kamu baca.
Berhentilah membaca, dan lihatlah alam di sekitarmu. Banyak sekali keindahan alam yang patut untuk dituliskan. Banyak sekali keindahan dan kenikmatan yang harus diceritakan. Baik cerita suka maupun duka. Di sanalah akan kau dapatkan makna hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup, dan lakukanlah yang terbaik.
Tak ada manusia yang terlahir sempurna. Semua manusia pasti akan melupa, dan menua. Cepat atau lambat pintu kubur akan kau temui. Bisa sekarang, bisa esok, tak ada yang tahu kamu akan mati. Oleh karena itu sahabat, menulislah sebelum mati agar ada pesan yang kau sampaikan untuk anak dan cucumu.
Berhentilah membaca untuk menulis. Sudah saatnya engkau menulis apa yang kau alami saat ini. Tak perlu bersedih hati sebab kami siap membaca keluhan hatimu yang kau tuliskan. Bila kau tak pernah menuliskannya, mana kami tahu apa yang ada dalam alam pikiranmu. Mana kami tahu apa yang ada dalam hatimu.
Segeralah menulis, carilah alat tulis. Tak perlu pakai komputer atau mesin ketik. Cukup kau tuliskan saja dengan tanganmu. Penelitian mengatakan bahwa orang yang menuliskan langsung dengan tangannya, jauh lebih cerdas daripada mereka yang menuliskan isi hatinya melalui bantuan alat canggih.
Berhentilah membaca sahabatku, kini saatnya engkau menulis. Sudah lama aku tak melihat, dan membaca tulisanmu. Ketahuilah aku menulis karena aku ada. Aku menulis karena aku masih memiliki nyawa. Ketika raga telah berpisah dengan nyawaku, maka disitulah aku akan berhenti menulis.
Ayo segera menulis sahabatku. Menulislah setiap hari, dan perhatikan apa yang terjadi. Salam blogger persahabatan omjay http://wijayalabs.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H