[caption id="" align="alignleft" width="410" caption="SIM-A"][/caption] Jumat, 31 Desember 2010 saya mengurus perpanjangan SIM-A yang sudah habis masa berlakunya dari bulan oktober lalu. Sesampai di sana, sedang ada apel pagi rupanya, dan saya menunggu sampai apel pagi selesai pukul 08.30 di Polres Bekasi.
Setelah apel pagi selesai, saya diperkenankan masuk ke dalam polres, dan sayapun bertanya tempat mengurus SIM. Di depan pintu gerbang, saya mendapat informasi dari polisi yang baik hati. Katanya lebih baik mengurus kesehatan dulu di pintu belakang, barulah kemudian mengurus administrasi lainnya.
Saya pun langsung meluncur ke tempat pemeriksaan kesehatan. Di sana saya diminta memfotocopy KTP 2 lembar. Untunglah saya sudah membawa fotocopyan KTP saya. Lalu saya berikan saja FC KTP itu, dan saya pun ditanya berapa tinggi badan, dan berat badan. Setelah itu, saya diminta membaca angka-angka berwarna dan pemeriksaan pun selesai.
Betapa terkejutnya saya, ternyata pemeriksaan kesehatannya mahal sekali. saya diminta uang sebesar Rp. 22.000,- (dua puluh dua ribu rupiah). bagi saya yang berprofesi guru, pemeriksaan kesehatan seperti itu jelas mahal sekali, dan tak berimbang dengan layanan yang diberikan.
Saya jadi tertawa-tawa sendiri. ini pemeriksaan kesehatan apa interogasi? kalau pemeriksaan kesehatan cuma ditanya berat badan dan tinggi badan lalu ditanya angka-angka berwarna betapa mahalnya pemeriksaan ini. Sebab menurut yang saya tahu, pemeriksaan kesehatan yang benar  itu adalah kita disuruh menimbang berat badan, dan mengukur tinggi badan yang sudah disiapkan oleh poliklinik di polres bekasi. Kita pun diperiksan berapa tensi darah kita. Lalu ditanya apa saja yang dirasakan saat ini.
Namun ya sudahlah dimaafkan saja, sebab dengan begitu, proses pemeriksaan kesehatan tidak lebih dari 5 menit, dan saya pun langsung menuju loket pembayaran perpanjangan SIM-A yang ada di dalam Polres Bekasi.
Saya langsung meluncur ke loket pembayaran, dan saya diminta membayarRp. 80.000,- (Delapan puluh ribu rupiah). Tetapi lucunya di kwitansi masih tertera harga Rp. 60.000,- (Enam puluh Ribu Rupiah). Seharusnya, kwitansi yang kita terima juga berjumlah Rp. 80.000, - (delapan puluh ribu rupiah) pula, tetapi entah kenapa kok berbeda ya? saya ingin bertanya tapi takut dikatakan bawel, hehehehehee. Ya sudahlah positif thinking saja.
Setelah uang perpanjangan SIM-A saya bayarkan, lalu saya pun membayar asuransi sebesar Rp. 30.000,- (Tiga puluh Ribu Rupiah). Dari situ sayapun langsung menuju loket 4 untuk mengambil formulir yang harus saya isi.
Saya pun langsung mengisi lembaran formulir yang berwarna biru, dan menyerahkan kembali di loket sebelahnya. Dari situ saya diminta oleh petugas untuk menunggu, dan tak berapa lama kemudian nama saya pun dipanggil.
Saya dipanggil untuk difoto, dan berbarislah saya dengan rapih di ruang foto bersama dengan orang lainnya yang hendak di foto juga.