Titik Terendah Seorang Guru Bukanlah Guru Honorer. Hal ini menjadi Refleksi dan Harapan Omjay sebagai seorang guru yang terus menerus belajar sepanjang hayat. Kisah Omjay kali ini ingin memberikan motivasi kepada guru-guru yang mungkin saat ini sedang berada dalam titik terendah seorang guru.
Dalam profesi pendidikan, guru sering kali menjadi sosok yang dikagumi dan dihormati. Namun, di balik citra tersebut, terdapat berbagai tantangan yang sering kali membawa mereka pada titik terendah dalam karier dan kehidupan mereka.Â
Artikel kisah omjay kali ini akan membahas beberapa aspek yang menjadi penyebab titik terendah bagi guru serta harapan untuk masa depan. Semoga kelak menjadi guru kalbu. Perlu penguatan soft skill untuk mewujudkan guru profesional dan berkarakter.
1. Tuntutan yang Berat
Guru dihadapkan pada berbagai tuntutan, baik dari pihak sekolah, orang tua, maupun pemerintah. Kewajiban untuk memenuhi kurikulum, mengelola kelas, dan memberikan perhatian individu kepada siswa dapat menjadi beban yang sangat berat. Ketika tuntutan ini tidak sejalan dengan dukungan yang mereka terima, banyak guru merasa tertekan dan kehilangan motivasi.
2. Kurangnya Penghargaan
Salah satu faktor yang sering menyebabkan titik terendah adalah kurangnya penghargaan dan pengakuan atas kerja keras mereka. Meskipun guru berperan penting dalam mencetak generasi penerus, seringkali mereka merasa diabaikan. Penghargaan yang minim, baik secara finansial maupun emosional, dapat mengurangi semangat dan dedikasi mereka terhadap profesi.
3. Masalah Kesehatan Mental
Stres dan tekanan yang berkelanjutan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental guru. Beberapa mungkin mengalami kelelahan emosional, depresi, atau kecemasan. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kinerja mereka di kelas, tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan. Banyak guru yang merasa terjebak dalam situasi ini tanpa tahu cara untuk keluar.
4. Kurangnya Sumber Daya