Politik itu licik. Inilah tema dan topik pilihan yang Omjay pilih dan menjadi kisah Omjay kali ini. Omjay menulisnya sambil menikmati makan siang di rumah makan Padang langganan Omjay di Jatibening Bekasi. Enak sekali rasa lele goreng yang disajikannya. Harganya kaki lima rasanya bintang lima.
Politik itu licik. Sebentar jadi kawan dan sebentar kemudian akan menjadi musuh atau lawan. Tak ada kawan abadi dalam politik. Kepentingan yang abadi itulah yang dicari. Politik memang adalah cara yang diambil oleh para politikus untuk memenangkan pemilihan kepala daerah atau pilkada.
Apa yang harus dilakukan menghadapi politik licik para politikus?
Politik Itu Licik. Kita harus mampu memahami dinamika dan strategi yang terlibat di dalamnya. Para politikus akan mencari cara agar dapat menang dalam pertarungan politik. Mereka yang licik dan picik akan berusaha menang dengan cara yang jahat. Kejahatan politik seringkali disembunyikan dan baru ketahuan setelah ada yang berani mengungkapkan kebenaran.
Politik sering kali dianggap sebagai arena yang penuh intrik dan tipu daya. Istilah "politik itu licik" mencerminkan kenyataan bahwa dalam dunia politik, tidak jarang terdapat strategi yang tidak etis dan manipulasi untuk mencapai tujuan.Â
Artikel kisah omjay kali ini akan membahas berbagai aspek yang melatarbelakangi pandangan ini serta dampaknya terhadap masyarakat. Semoga kita bisa belajar dari politik yang penuh kelicikan.
Politik dan KepentinganÂ
Dalam politik, kepentingan individu atau kelompok sering kali menjadi prioritas utama. Politisi mungkin menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan kekuasaan atau mendapatkan dukungan, termasuk:
1. Manipulasi Informasi:Â
Penyebaran berita palsu atau informasi yang menyesatkan untuk mempengaruhi opini publik. Mereka yang punya uang akan menggerakkan buzzer untuk memberitakan berita bohong seolah menjadi benar.