Kompasiana telah menjelma menjadi ruang kelas online yang dapat membuat guru seperti Omjay menjadi guru idola. Berkat menulis di kompasiana, banyak orang mengenal Omjay sebagai guru blogger Indonesia.
Banyak teman seprofesi yang bertanya kepada Omjay, bagaimanakah menjadi guru idola di Kompasiana? Pertanyaan itu terus terang begitu menggoda dan membuat Omjay melakukan refleksi dan sekaligus instropeksi diri.Â
Omjay kemudian bertanya pada diri sendiri apakah selama ini telah menjadi guru idola di kompasiana. Idola para pembaca kompasiana yang merasa nyaman bila berada dalam suasana pembelajarannya. Mereka adalah para pembaca yang rakus dan haus akan ilmu pengetahuan terbaru.
Pembaca kompasiana telah belajar dari para guru dan dosen yang rajin menulis di kompasiana. Mereka menjadi idola para pembaca kompasiana yang tak pernah tutup ruangan kelasnya. Mereka belajar dari tulisan atau artikel yang dituliskan oleh para kompasianer.
Menulis di kompasiana seperti guru idola. Anda menjadi idola para siswa, karena mampu menjadi teladan bagi anak didiknya. Bicaranya sangat menyejukkan hati, ilmunya bak 'mata air' yang tak pernah habis diambil, dan kehadirannya membuat para siswa merasa belajar menjadi menyenangkan. Mereka pun merasakan betapa nikmatnya berada di sekolah sebagai rumah "keduaku".
Kompasiana adalah ruang kelas yang tak pernah tutup. Penulisnya akan menjadi guru idola. Untuk bisa menjadi guru idola para penulisnya harus menata diri, dan banyak membaca. Omjay belajar menulis setiap hari supaya tulisannya semakin enak dibaca.
Omjay memperbaiki hal-hal yang kurang tepat dilakukan oleh seorang guru blogger. Omjay telah melakukan kegiatan guru menulis, dan senantiasa melakukan apa yang disebut belajar sepanjang hayat.Â
Tak ada penulis di kompasiana yang langsung tiba-tiba disukai pembaca. Begitu juga dalam sekolah kita. Tak ada guru yang langsung menjadi idola para siswa, meskipun guru tersebut berwajah ganteng dan cantik. Sebab ganteng dan dan cantik tidak menjadi jaminan guru itu menjadi guru idola.Â
Guru idola bukan hanya guru yang digugu dan ditiru saja, tetapi tercermin dari tingkah lakunya yang selalu satu kata antara perkataan dan perbuatan. Mampu memberikan keteladanan kepada teman sejawat dan anak didiknya.Â
Guru menjadi manusia yang kreatif, tidak sombong, dan rendah hati kepada sesama manusia. Gaya bahasanya biasa saja, tidak dibuat-dibuat seperti layaknya penyair kondang. Tetapi, bila ia bicara dan mengembangkan senyumnya membuat mereka yang mendengarnya terdiam dan mengatakan,"inilah guru idolaku".
Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya.