Guru penggerak kok sombong? Begitulah seorang kawan bertanya kepada Omjay.
Semestinya seorang guru penggerak itu tak boleh sombong. Guru harus menggunakan ilmu padi dan selalu rendah hati. Kemudian mengajak semua siswanya untuk menjauhi narkoba. Narkoba no dan prestasi yes!
Kemarin di SMP Labschool Jakarta mengadakan kegiatan pra studi dan apresiasi kepemimpinan siswa Indonesia yang disingkat saksi. Brigjen polisi dr. victor kami undang menjadi narasumber.Â
Beliau setiap tahun rutin mengadakan penyuluhan narkoba agar semua siswa SMP Labschool Jakarta tidak terkena narkoba.
Pagi ini Omjay sudah bersama kepala sekolah inspiratif. Namanya bapak Dr. Paidi. Beliau sahabat Omjay dari Bengkulu dan sekarang menjadi kepala sekolah di SMKN 4 kota Bengkulu.Â
Beliau adalah sosok guru penggerak yang sangat rendah hati dan suka menolong. Omjay beruntung dapat belajar langsung bersama beliau.
Ada apa dengan kongres PGRI?
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/65e46eb0c57afb1fd2703d03/ada-apa-di-kongres-xxiii-pgri
Semoga kisah Omjay bermanfaat buat pembaca Kompasiana
Kemarin sekolah kami mengundang sekolah lain untuk ikut acara pra saksi. Kami berkumpul di ruang auditorium gedung utama Labschool Jakarta lantai 3.Â
Pak Victor bagus sekali menyampaikan materinya. Sangat interaksi sekaligus interaktif dan disukai semua siswa. Tak terasa waktu dua jam berjalan dengan sangat cepat. Beliau menyampaikan materinya dengan berbagai media pembelajaran yang bagus sekali.
Guru penggerak seharusnya seperti itu. Tidak disibukkan urusan administrasi dan tidak sering meninggalkan siswanya untuk mengikuti acara Kemdikbudristek. Guru penggerak menjadi jauh dari siswanya.
Guru penggerak seharusnya semakin dekat dengan siswanya. Kehadiran guru sangat ditunggu. Bila tidak hadir sangat dirindukan siswanya. Kalau guru sudah seperti itu, baru bisa disebut guru penggerak yang sebenarnya.
Jadi guru penggerak jangan sombong. Tetaplah rendah hati dan mau terus belajar sepanjang hayat. Tidak cepat puas dengan ilmu yang dipelajarinya. Mau belajar bersama guru lainnya. Bukan hanya guru yang ada di sekolahnya saja.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang guru penggerak. Semoga semua guru penggerak berlabel Kemdikbudristek tetap rendah hati dan tidak sombong. Tanggalkan baju kesombongan dalam diri. Sebab saat mati kita hanya memakai selembar kain kafan.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H