Pendahuluan
Seorang kawan bertanya kepada Omjay. Berapa usia ideal seorang guru penggerak? Omjay tersenyum menjawab pertanyaan beliau. Sebab pikiran Omjay kembali ke masa lalu. Sebuah masa dimana Omjay berprofesi menjadi seorang guru.
Setiap hari Jumat pagi di sekolah Labschool UNJ selalu mengadakan lari pagi. Buat pengurus OSIS baik SMP atau SMA Labschool Jakarta selalu mengadakan olahraga pagi. Pengurus OSIS datang setiap hari Jum'at lebih pagi dari hari biasanya. Mereka sudah harus berada di sekolah pukul 06.30 WIB.
Mereka para siswa ada di sekolah pagi hari dan dipimpin oleh seorang guru penggerak. Di sekolah kami namanya koordinator mpo atau majelis pembina OSIS.
Sejatinya semua guru di sekolah adalah guru penggerak. Guru lainnya membantu guru mpo untuk mengumpulkan semua siswa berolahraga pagi. Itulah sekolah kami selalu ramai setiap hari Jum'at untuk berolahraga pagi dan berkeliling kampus UNJ. Kebetulan sekolah kami adalah sekolah yang dikelola oleh kampus UNJ.
Salah satu guru besarnya di UNJ sekarang menjadi pimpinan kami di Labschool UNJ yaitu bapak Prof. Dr. Totok Bintoro. Beliau sekarang menjabat sebagai kepala pengelola sekolah Labschool UNJ atau singkat PSL.
Labschool UNJ ini dari dulu sudah menjadi sekolah penggerak. Sebab selalu berprestasi dan memiliki budaya sekolah yang unggul. Banyak sekali guru penggerak di sekolah kami. Namun bukan guru penggerak lulusan Kemdikbudristek.Â
Seorang kawan dosen UNJ memberikan pandangannya. Guru penggerak itu harus bejo. Apa itu bejo? Bersih dan jujur orangnya. Di sekolah kami banyak guru Bejo. Mereka berusia muda dan penuh gaya. Oleh karena itulah anak-anak sekolah kami selalu penuh gaya dan berprestasi serta menjadi sekolah juara. Banyak siswa yang sering menang lomba. Baik lomba tingkat nasional maupun internasional.