Tidak ada satu masa, dimana guru tersandera dan bahkan terjajah aplikasi. Justru ini terjadi di era merdeka belajar. Kembalikan tugas guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah. Bukan sebagai pemakai aplikasi yang setiap saat berganti.Â
Guru harus lebih banyak berada di depan murid-muridnya, dan tidak diajak untuk berselancar di aplikasi PMM yang di dalamnya ada sasaran kerja guru Aparatur Sipil Negara (ASN).
Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib mengerjakan pelatihan di Platform Merdeka Mengajar (PMM) sebagai syarat penilaian kinerja mereka. Akibatnya, awal tahun 2024 ditandai dengan kesibukan guru bermain di aplikasi. Aplikasi sungguh telah menguasai guru. Guru era kini terjajah aplikasi. Siswa terabaikan! Oh My God!
Begitulah hal penting yang disampaikan pakar pendidikan karakter, Bapak Doni Koesoema dalam channel youtubenya, Tanya Pak Doni Saja. Omjay membaca satu demi satu komentar para guru yang tak setuju dengan kebijakan kemdikbudristek.
https://www.youtube.com/watch?v=yghozzBBbP0
Apakah kebijakan e-kinerja pengelolaan Kinerja Guru ASN adalah kebijakan yang tepat?
Menurut Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd (Omjay) kebijakan kemdikbudristek ini kurang tepat. Sebab sasaran kerja pegawai atau SKP dapat dengan mudah dikelola sekolah dan tidak perlu dimasukkan ke aplikasi PMM.Â
Guru tidak lagi dipusingkan persoalan administrasi. Sebab urusan ini sudah dibantu oleh petugas tata usaha atau tenaga kependidikan di setiap sekolah. Jadi tidak perlu SKP dimasukkan ke aplikasi PMM.
Guru hanya perlu mengisi SKP, kemudian dikirimkan ke petugas tata usaha, dan tenaga kependidikan itulah yang akan mengumpulkan SKP guru. Jadi jangan lagi guru dibebani persoalan administrasi.Â
Apalagi jaringan internet di setiap sekolah tidaklah sama. Masih banyak sekolah kita belum terhubung ke internet. Mas menteri Nadiem Makarim, mohon kembalikan tugas kami sebagai pendidik dan pengajar. Tugas utama kami para guru adalah di kelas, dan melayani siswa atau murid dengan sepenuh hati.Â
Siapa pejabat yang mengeluarkan kebijakan pengelolaan kinerja guru berbasis PMM?
Pejabat yang mengeluarkan kebijakan ini adalah dirjen GTK Kemdikbudristek, Prof. Dr. Nunuk Suryani. Beliau mengeluarkan kebijakan ini karena ingin guru tidak terbebani urusan administrasi.Â
Guru meninggalkan cara lama dengan cara baru yang kenyataannya justru menyita waktu para guru. Pada akhirnya banyak guru yang meninggalkan kelasnya dan ikut acara webinar yang menyita waktu.
Komentar para guru dalam channel youtube Tanya pak Doni saja sungguh sangat menyentuh hati kami. Ribuan guru menuliskan komentarnya. Omjay mengambil beberapa saja.
- Terima kasih, Pak Doni. Bapak telah mewakili suara kami guru seluruh Indonesia, semoga perjuangan bapak berhasil.... Kami mendoakan Bapak.
- Tolong Bapak Presiden segera selesaikan ini, para guru sudah resah, banyak kelas yang kosong
- Guru-guru sekarang merasa terjajah oleh administrari yang serba aplikasi, dan para siswa benar-benar merdeka belajar tanpa didampingi oleh guru mereka, sebabnya guru2 sedang berburu sertifikat online demi sukses binis aplilasi, terimakasih bpk sudah mewskili guru2, semoga pihak pemegang kebijakan mendengarnya, aamiin.Â
- Semoga video Pak Doni ini didengar oleh pemangku kebijakan, sehingga bisa membedakan status ASN dan Guru dalam pelaksanaan tupoksinya masing-masing. Â
- Kami setuju sekali dengan video Pak Doni ini, supaya ditonton seluruh guru di Indonesia, dan agar tahu menterinya yang kurang mengerti pendidikan
- Sebaiknya pemerhati pendidikan mengembalikan tujuan pendidikan yang bernuansa guru untuk mendidik anak bangsa, bukan membebani guru dengan banyaknya tugas-tugas PMM yang tidak memihak siswa. Sekarang siswa terabaikan. Benar sekali adanya narasi bapak Doni ini lanjutkan pak. Â
- Kembalikan tujuan pendidikan yang sudah oleng Pak Menteri. Kami para guru tidak fokus dalam mendidik para siswa
- Hebat bapak Doni sudah mewakili suara hati kami sebagai guru. Tolong DPR, panggil menterinya , PPM segera hapus!!!
- Saya adalah seorang guru ASN di salah satu SMPN wilayah Jabar. Dulu sebelum adanya PMM, ditambah lagi dengan e-kinerja di PMM saat ini, setiap malam, saya selalu sibuk merencanakan pembelajaran untuk diterapkan esok hari di kelas tetapi sekarang, setiap malam, semenjak adanya PMM ditambah lagi adanya e-kinerja, saya selalu sibuk diklat daring berbasis PMM maupun di luar PMM. Semangat pak Nadim...?
- Saya kasihan sekali pada peserta didik yang sudah susah payah berangkat sekolah, namun tidak mendapatkan layanan pendidikan secara maksimal. Terima kasih sudah menyuarakan isi hati saya dan mungkin teman-teman guru di Indonesia.
- Betul sekali pak Doni, tolong pak sampaikan aspirasi kami. Kembalikan kami seperti dulu dan tidak diribetkan dengan ADMINISTRASI Dengan ini itu, biarkan kami mengajar, dan mendidik dengan tenang DI SEKOLAH.
- Setuju dengan pak Doni,  guru  sangat terbebani dengan  kebijakan ekinerja di PMM. Kembalikan tupoksi guru sebagai pendidik dan pengajar. Terima kasih pak Doni sudah mewakili isi hati kami para pendidik.
- Guru yang sebenarnya penggerak adalah guru yang fokus mengajar. Bukan guru yang ngadep laptop terus menerus, dan meninggalkan siswa. Sibuk dengan laptopnya. Bener pak Doni, e-kinerja pmm tolong dihilangkan segera supaya guru bisa tenang dalam mendidik siswanya.
- Perhatian kami terbagi dalam mengajar di kelas, coba menterinya turun kelapangan mengunjungi kondisi pendidikan di seluruh Indonesia untuk melihat langsung daya dukung pendidikan dari segi : sarana prasarana pembelajaran ( cuaca ekstrim panas membutuhkan kipas angin atau kalau tidak bisa AC di ruang kelas supaya siswa nyaman belajar), input siswa yang baru masuk banyak ditemukan setiap jenjang  masih banyak yang kurang , sarana prasarana lab IPA, bahasa, dan lain-lain.
- Saya sebagai seorang guru SD yang belajar masa SPG, merasakan sangat sudah melenceng dari karakter seorang guru. Karena membelakangi siswa saja tidak boleh. Apalagi kalau sampai ditinggalkan hanya karena aplikasi
- Saya alumni SPG negeri FKIP universitas, baru kali saya mengalami manajemen pendidikan yang sangat bertentangan dengan materi falsafah pendidikan yang saya terima di sekolah guru. Terus terang saya sedih karena pembelajaran di kelas terbengkalai, karena guru, pengawas, dan pimpinan sibuk dengan admistrasi pendidikan yang tidak terkait langsung dengan upaya meningkatkan mutu peserta didik, misalnya kalau belajar BAHASA Inggris 3 TaHuN di SMP 3 TaHuN di SLTA, mengapa setelah lulus tidak bisa speaking, tapi mereka ikut kursus bahasa Inggris hanya 6 BuLaN bisa speaking.
- Kita sebagai guru yang harus pandai mengelola waktu, jangan sampai anak-anak terlupakan. Guru bijak , guru cerdas, keren...
- Menurut saya PMM sangat bermanfaat untuk refleksi diri dan pengembangan kompetensi seorang guru di era digital ini. Masalahnya kami di daerah 3T dengan akses internet yg sulit di sekolah juga dituntut harus mengakses PMM dgn segala tagihannya. Terpaksa kami harus meninggalkan sekolah untuk mengejar ketertinggalan. Bagi saya yg paling dibutuhkan guru 3T saat ini yakni : 1. Akses internet yg memadai di sekolah 2. Kesejahteraan yang adil & merata 3. Fasilitas penginapan guru di lokasi sekolah Selesaikan dahulu hal-hal tsb maka guru 3T akan merasa nyaman dan lebih bersemangat dlm meningkatkan kinerjanya. Terima kasih .
- Up... Supaya viral teman2... Jangan sampai hidup kita jadi seorang guru terbebani... Jadi sering sakit gegara mengikuti berbagaibaplikasi yg menguntungkan bagi sang pemangku... Kita sangat terjajah...kasian siswa dan siswi kita...Â
- Kalau menurut pengalaman, jika ada 20 murid dalam 1 kelas, dan saya menguji materi yang baru saja ajarkan dan 20 anak memperoleh nilai 100 berarti secara kognitif saya telah berhasil memindahkan materi dari sumber belajar ke otak anak daripada saya sibuk mengurus administrasi pembelajaran tetapi saya tidak berhasil mencerdaskan mereka secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. Mohon maaf saya baru 36 TaHuN bergabung di dunia pendidikan.
- Terimakasih bapak sudah menyampaikan apa yang ada di dalam hati dan pikiran seorang guru, terlebih dengan para guru yang sudah sepuh yang tinggal 3 tahun lagi akan memasuki masa purnabakti  Â
- PMM hapus saja biar guru bisa fokus mendidik anak-anak masa depan Indonesia. Guru tugas terpentingnya mendidik dan mengajar menyiapkan generasi penerus bangsa yg hebat...bukan ahli administrasi.
- Benar sekali pak Doni, lihat sekarang ini saja karakter generasi kita mulai hancur. Anak SD sudah tawuran, dengan guru sudah tidak hormat lagi, tidak ada lagi kayaknya panutan yang mereka tiru, dan banyak oknum korup entah apa yang terjadi pada generasi bangsa ini untuk kedepan nanti, belum lagi bahaya narkoba, parah. Aplikasi yang berhubungan dengan materi, cara menilai jadi guru bisa gunakan aplikasi itu untuk mempermudah tugasnya mendidik dan mengajar bukan admistrasi melulu yang dituntut, lihat itu item akreditasi sekolah segudang gudang. Sudah capek rasanya guru harus melengkapinya, 36 tahun jadi guru sudah tahu betul administrasi yang hrs dibuat ditambah lagi dengan pmm ini luar biasa.
- Bapak Doni ini sangat  mewakili suara kami guru. Apa yang disampaikan beliau itu semua gambaran kondisi di sekolah hari ini. Semua terasa benar , sekarang guru tidak lagi fokus, dan tidak lagi  tenang  mengajar. Tenaga dan waktu banyak tersita untuk mengerjakan keperluan administrasi yang seharusnya dikerjakan oleh tenaga administrasi (TU).
- Mau ngomong takut salah, tapi ingin juga memberikan pendapat, menurut saya, PMM hanya sebagai alat bantu, seperti kita menggunakan HP, sebagai sumber informasi bisa menerima dan bisa berbagi. Sebagai guru harus bisa mengatur waktu, tidak semua kegiatan webinar atau aksi nyata diikuti. Pilih yang penting sesuai kebutuhan. Jangan pernah meninggalkan kelas sbg. tugas utama. Ingat di sekolah ada SOP-nya. Â Â
- Terimakasih pak Doni sudah mewakili suara hati kami...kita kerja dengan ikhlas, tapi tidak seperti ini...kita guru terjajah.
- Benar sekali kenyataan yang ada di lapangan, Bapak. Sebaiknya, semoga semua hal ini direvisi segera. Kami yang fungsional cukuplah tugas melayani, biarkanlah yang struktural menyelesaikan tugas strukturalnya. Tidak etis jika dicampuradukkan yang akan membuat terganggunya sistem di ruang kelas dan mempengaruhi sistem lainnya. Contoh saja, saya kemarin full jam mengajar, dan saya tetap mengajar, meskipun yang lain sibuk mengisi RHK di PMM. Kalau ada waktu hari ini saya mengisinya di jam kosong. Jadi marilah kita  mengutamakan tugas kita  sebagaimana adanya untuk peningkatan pendidikan Indonesia khususnya dan Bangsa dan Negara Indonesia danmohon maaf jika ada kesalahan pendapat. Thank you. God bless us.
- Apa yang disampaikan pak Doni sangat tepat. Karena banyak guru yang TIDAK memahami IT. Lalu siswa di kelas hanya dikasih buku kemudian siswa praktek mandiri. Nah, gurunya banyak online di pmm. Bahkan sampai 3 jam sekali mengerjakan pelatihan pmm. TIADAKKAN PMM, kembalikan ke sistem CBSA, dan kurikulum KTSP.
- Guru-guru  sekarang sudah banyak tinggalkan kelas, karena banyak tuntutan administrasi. Saya yakin ini sebuah fakta sehingga jangan heran mutu pendidikan kita terjun bebas, sekalipun kualitas guru meningkat dalam tanda petik.
- Guru juga harus bertanggung jawab kepada wali murid. Guru juga bertanggung jawab untuk keberhasilan putra-putrinya dalam pendidikan. Â Betul pak Doni tolong wakilkan suara para guru dihadapan para pemamgku jabatan di negeri ini pak Doni.
- Guru yang senantiasa mengajar, tertinggal mengerjakan aplikasi, sedangkan guru yang sibuk dengan platform mengajar akhirnya banyak mengabaikan siswa. Sesungguhnya PMM itu untuk meningkatkan pembelajaran, tapi kapan itu dilakukan jika terus-menerus harus dipelajari dengan senantiasa mengerjakan PMM tanpa batas. Memang benar, dengan banyaknya aplikasi yang dikerjakan guru, siswa terabaikan, dan keluarga juga terabaikan. Jangankan bisa maju, suatu saat pendidikan semakin mundur dan keluarga bisa hancur.
- PGRI menyikapi hal ini dengan secepatnya, karena PGRI Â merupakan perpanjangan tangan untuk seluruh guru. Jangan sampai guru-guru kita ini menangis ataupun menjerit, karena e-kinerja Melalui PMM. Tugas guru adalah mendidik, mengajar, memberikan ilmu kepada siswa serta memberikan pendidikan karakter sehingga siswa setelah dewasa menjadi siswa yang beretika.
- Mohon dengan Hormat Bapak Presiden, supaya kami guru ini bisa melayani siswa untuk mendidik dan mengajar sesuai tugas pokok kami, dan jangan diberatkan dengan ADMINISTRASI, karena ini semua menyangkut keberhasilan dan masa depan anak-anak bangsa.
- Benar sekali  pak Doni. Sebagai seorang guru  otak dan pemikiran guru itu harus selalu fressh.... untuk memberikan ilmunya ke siswa. Guru sibuk administrasi pmm, dari sekolah sampai rumah....tolong ringankan beban kami sebagai guru. Â
- Tolong Kemendikbud mendengar jeritan guru dan siswa ini. Bener sekali sudah mewakili jeritan hati kami yang dikumpulkan dengan berbagai laporan dan kegiatan yang pada akhirnya membuat guru guru sibuk sendiri di pmm sementara siswa asyik bermain sendiri tak tentu arah.Â
- Guru tak lagi sempat membimbing siswa menjadi insan yang berakhlak mulia dan cerdas tak sempat lagi ngobrol mendengarkan curhatan siswa, yang ada guru masing masing sibuk nonton vidio dan mencari referensi membuat aksi nyata sementara siswa dihadapkan pada kenyataan belajar tanpa bimbingan guru.
- Benar sekali guru seolah sebagai obyek untuk menjual aplikasi. Ingat !!! Tugas guru yang utama adalah mendidik dan mengajar. Bukan untuk mengejar Sertifikat. Tolong Pak .... Kasihan anak didik yang jadi korban.
- Seharusnya guru itu fokus memikirkan murid-muridnya. Hubungan guru dengan murid dalam interaksi belajar-mengajar tidak bisa digantikan dengan fasilitas apapun, termasuk berbagai media/ aplikasi.
- Kurikulum merdeka : Merdeka orang tuanya, Merdeka muridnya, terjajah gurunya. Jangan samakan guru dengan mereka yang bekerja dikantor dinas pendidikan, guru memiliki tanggung jawab yang besar terhadap para calon pemimpin masa depan.Â
- Seorang guru harus dalam keadaan enjoy dan press pikiran dan hati nuraninnya...baru bisa melayani kebutuhan pendidikan siswa / mendapingi siswa-siswinya dengan baik, sehingga apa-apa yang diajarkan bisa terserap maksimal seperti yang diharapkan.....jadi janganlah guru diganggu dengan tugas-tugas lain.
- Betul pak Doni. Kami di seram bagian barat wilayah Maluku yang sangat terpencil  ini.. kami harus pergi ketempat yang sinyalnya yang bagus demi mengerjakan pengisian pmm ini pak.. saat ini kami LAGI dalam suasana musim barat dimana ombaknya yang sangat besar.. kami harus terjang melawan arus demi mendapatkan sinyal yang bagus demi PPM ini.. anak anak kami di sekolah semua terlantar. Karena tidak ada guru mengajar.. kami di daerah pelosok pak yang sangat terpencil.. kasihan anak didik kami.. kami tinggalkan mereka demi tugas ini . Mohon bantuan suarakan keluhan kami ini.  Â
- Betul pak Doni , justru guru prihatin cinta siswa generasi ,sebaliknya para pembuat kebijakan atas tidak peduuuuuuliiiii generasi pendidikan.
- Itu  ide  siapa mempunyai kebijakan seperti ini,guru guru  mengerjakan ppm, dan e-kinerja itu ,itu tugas  khusus mestinya, bukan setiap guru, ini bahaya bagi anak didik  ini, berdosa bagi  kebijakan itu. Karena menzolimi orang tua wali , yang telah nenitipkan anaknya. Itu pintar apa bodoh ite itu , atau uji coba yhi coba, maka siswa kita bodoh selamanya,  dengan aturan sepihak atau proyek.
- Ayo PGRI bergerak...kami capek...belajar,ikut pelatihan, buat aksi nyata, buat apa...tidak ada manfaat buat guru dan siswa....kami capek, lelah, tidak ada manfaat buat siswa...bergerak PGRI, jangan diam saja...saya capeeeeeeeeek...buat konten, modul ajar kalo diterima...Ya Alloh.....apaan ini.
- Guru guru....korban aplikasi.....konten-konten boong yang dibuat di skenario seolah gambararan kondisi suatu kegiatan pembelajaran di sekolah tahunya rekayasa......penipuan belaka.
- Katanya naik pangkat untuk guru akan dipermudah. Tapi buktinya apa sekarang? Malah guru menjadi lebih sibuk. Â Â
- Ya tolong dihilangkan.. Bukannya merdeka tapi malah berat.. Sekarang fokus berburu sertifikat. Pliss hilangkan lah
- Bikin kepala kenyut2...sore/malam hari webinar...kapan istirahatnya guru ketika di rumah masih harus melaksanakan tugas.
- Hapus segala rencana yang memberatkan guru. Lalu berikan yang mudah agar lebih fokus mengajar dan membimbing anak-anak didik di sekolah
- Hal Yang berat dan terlalu menyita waktu adalah standar point minimal 32, bayangkan dalam satu semester setelah sy diskusi dgn kepsek maka sy harus ikut 6 kali seminar dan satu pelatihan mandiri di platform pmm, mana ada waktu untuk fokus mengajar? Saya jadi stress pak Doni.
- Guru penggerak sibuk sendiri dengan aplikasi-aplikasi tagihannya, dan anak terbengkalai dalam kelas.
- Benar sekali pak Doni dengan disibukkannya ini, guru akan lebih mementingkan dirinya sendiri, daripada mementingkan siswanya. Â Â
- Sangat terjajah, guru sangat terjajah aplikasi, karena guru dituntut mengajar,dituntut ada dalam  tim penyusun DOKUMEN sekolah, dan bagi sekolah yang akan diakreditasi, maka guru jugalah yang akan kerja menjadi guru sebenarnya apa?
- Jika semua pihak stakholder yang terkait sudah mengetahui dampak kurikulum merdeka, dan e-kinerja ini, kenapa hanya suara-suara ini tidak ada pengaruhnya, di sekolah sudah semakin masif, maka tahun ini pendidikan akan mengalami kegagalan seperti hal pandemi Covid-19.
- Hari ini baru selesai menyelesaikan e-kinerja Pmm. Saya terpaksa tidak mengajar dikelas. Nah kasihan anak-anak. Akan menyusul lagi hari-hari yang lain menyelesaikan pmm, dan juga meninggalkan kelas alias tidak mengajar, dan sebelum ini juga SUDAH sering mengikuti Pmm. Nah kasihan anak-anak. Proyek aplikasi, tapi proyek siapa ya? Naik golongan, berkala juga melalui online. Wah kasihan anak-anak. Halo siapa yang bertanggung jawab dalam aplikasi ini ya? Â Sekarang guru tidak fokus untuk mengajar seperti dulu. Terus terang saya sebagai guru sungguh sangat membingungkan.Â
- Berarti apa yang sudah diomongkan Bapak Presiden di hari ulang tahun PGRI yang lalu, ternyata omong kosong. Beliau mengatakan "jangan bebani guru dengan administrasi. Inilah buktinya sekarang.Nol......."
- Apa fungsi pmm, kaau hanya menambah beban guru, saya rasa yang diuntungkan operator aplikasi, ini bentuk penindasan guru yang harus dihilangkan pak menteri, coba dipikir baik buruknya, mana dampak baiknya kalau buat pmm.
- Kapankah akan berakhir kinerja guru yang terjajah aplikasi tolonglah guru-guru saat sekarang ini. Kalo saya alami guru tidak meninggalkan anak-anak tapi sangat super sibuk ditarget kinerja banyak yang streeeeesss.
- Dengan bermacam Administrasi yang harus dibebankan kepada guru tidak akan berhasil untuk memcerdaskan anak didik,  anak akan semakin bodoh, dan mundur dalam pendidikan  disebabkan,  karena para guru  sibuk terus dalam mempersiapkan administrasinya, toh juga pendidikan di Indonesia ini akan menjadi nomor terakhir di dunia.  Â
- Sebentar lagi ujian kls 6 dan kenaikan kelas namun persiapan anak2 sangatlah mines bahkan kelas 1 sd blm 25% tau baca dan tulis karena guru sibuk urus e kinerja, dan guru menjadi pemburu sertifikat webinar.
- Cocok,..,. Merdeka merdeka itu ujungnya bisnis...lihat saja setiap wabinar... narasumber nya kebanyakan bukan dari unsur pendidik, pertanyaan nya apa mereka mengerti realitas anak didik,.... Hal yang lain Guru Penggerak, apa yang sudah kalian kontribusikan pada pendidikan.....sudah signifikan kah?
- Terjajah aplikasi" bukan merdeka" dampak nya anak didik kecerdasan sosial emosionl nya menurun dan Pak menteri harus tahu repotnya jadi guru tiap hari ya! Â
Dimana akhirnya guru menuliskan dan menyampaikan curhatannya?
Sekarang ini dengan mudah guru dapat menyampaikan pendapatnya di media sosial. Tentu saja dengan cara yang baik dan santun. Guru harus mampu menyampaikan dengan baik, dan sopan santun harus didahulukan. Adab lebih tinggi daripada ilmu.
Kapan guru mulai terjajah aplikasi?
Ketika guru dipaksa memakai aplikasinya tanpa bisa menolak. Guru terpaksa mengerjakan tanpa rasa suka dan menjadi beban yang membuat guru merasa tidak nyaman dalam bekerja.
Mengapa guru bisa terjajah aplikasi?
Guru bisa terjajah aplikasi karena kebijakan yang kurang tepat dari Kemdikbudristek. Seharusnya sebuah aplikasi itu menyenangkan dan membuat orang yang memakainya tidak dipaksa untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Bagaimana caranya agar guru tidak terjajah aplikasi?Â
Guru harus mulai belajar menyukai apa yang tidak disukainya. Mungkin awalnya pemaksaan dan lama-lama akan menjadi kebiasaan. Hanya saja perlu waktu untuk mempelajarinya. Semoga siswa dan murid di sekolah tidak menjadi korban.
Guru harus merdeka di kurikulum merdeka. Guru bahkan bisa membuat aplikasi sendiri agar pembelajaran menjadi semakin menyenangkan muridnya. Omjay sendiri saat ini sedang belajar membuat aplikasi. Semoga dapat membantu Omjay dan para guru lainnya belajar informatika.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang kegiatan guru di sekolah. Tidak ada satu masa guru tersandera dan terjajah aplikasi. Apa yang disampaikan pak Doni pakar pendidikan karakter Indonesia dapat menjadi refleksi kita bersama untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H