Menilai Guru Itu Tidak Cukup dengan Aplikasi, Tanya Aja Muridnya. Kalimatnya Super sekali! Omjay dapatkan dari Pak Asep Otas. Seorang guru Informatika dari Bandung Jawa Barat. Beliau mengirimkannya di WA Group Guru Informatika Indonesia. Tentu saja akan terjadi Pro dan kontra dengan kalimat tersebut. Kita harus memandangnya dengan pikiran yang positif. Supaya hasilnya positif.
Dalam wa group guru informatika ada informasi terbaru. Bapak/Ibu Guru, ada komunitas "Komunitas Guru Informatika Nusantara" di platform Merdeka Mengajar atau PMM. Coba cek komunitasnya di tautan berikut: https://guru.kemdikbud.go.id/komunitas/bV0BROkj0Z?from=home
Apa yang menyebabkan aplikasi PMM tidak bisa menilai guru?
Sebab aplikasi ini hanya sebagai alat mendokumentasikan kegiatan guru di kelas dan luar kelas. Kalau guru aktif memanfaatkan aplikasi PMM, maka banyak ilmu dan pengalaman dari guru lainnya yang bisa diambil. Hanya saja, kalau aplikasi PMM digunakan untuk menilai kinerja guru, rasanya kok belum pas.Â
Guru kok dinilai pakai aplikasi? Nanti akan banyak kebohongan yang bisa diupload di aplikasi. Akhirnya jasa pembuat konten aplikasi PMM menjadi menjamur di negeri ini. Lalu solusinya seperti apa? Solusinya kembalikan penilaian guru seperti dulu dan tidak memberatkan guru dengan segudang tugas administrasi. Guru yang awalnya sebagai seorang pendidik kini berubah menjadi seorang pemburu. Guru menjadi pemburu sertifikat yang bisa diupload ke aplikasi PMM.
Siapa saja yang bisa menilai kinerja guru di sekolah?
Guru dinilai oleh kepala sekolah dan kepala sekolah biasanya dinilai oleh pengawas sekolah. Bagi sekolah swasta, akan dinilai oleh pengurus yayasan dimana kepala sekolah tersebut diberikan amanah untuk memimpin sekolah.
Kepala sekolah akan memberikan penilaian dan kepala sekolah juga mendapatkan masukan dari kawan-kawan guru. Semua guru pasti akan ikut menilai kepala sekolah masing-masing. kalau bagus cara memimpin sekolahnya, pasti akan menjadi kepala sekolah inspiratif.
Dimana guru dinilai oleh kepala sekolah?