Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mukidi Bolak Balik ke ATM Menjelang Lebaran Idul Fitri

12 April 2023   23:41 Diperbarui: 12 April 2023   23:48 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini hanya cerita fiksi saja untuk memenuhi tantangan menulis samber THR Kompasiana. Semoga dapat menghibur para guru di Indonesia.

Mukidi adalah seorang guru. Beliau adalah guru yang sudah mendapatkan tunjangan profesi guru atau TPG. Orang bilang tunjangan sertifikasi guru. Cairnya empat bulan sekali.

Biasanya tunjangan sertifikasi guru Mukidi lancar. Namun entah kenapa di semesta kedua ini menjadi tidak lancar.

Selidik punya selidik, ternyata ada perubahan sistem di dapodik Kemdikbudristek. Data pokok pendidikan menjadi suatu yang wajib dilakukan oleh semua sekolah.

Mukidi pusing sekali. Hutangnya sudah banyak di sana sini. Harapannya tunjangan sertifikasi lancar dan bisa bayar bayar. 

Ternyata tunjangan sertifikasi guru yang biasa diterima macet. Hal ini disebabkan karena data dapodik Mukidi tidak valid. Mukidi mulai cemas dan mencari solusi ke sana kemari.

Puasa bulan Ramadhan semakin berat sekali. Tunjangan hari raya idul Fitri yang dijanjikan menteri keuangan ibu sri Mulyani belum juga mencair ke rekening Mukidi.

Setiap hari Mukidi datang ke ATM yang dekat dengan sekolah. Mukidi selalu mencek isi saldo dalam tabungan di bank pemerintah. Mukidi belum punya mobile banking. Apalagi internet banking.

Mukidi hanya bisa tersenyum manis. Sebab uang yang ada di ATM masih sama seperti kemarin. Akhirnya keluarlah Mukidi dengan wajah lesu namun tetap tersenyum manis.

Bapak satpam yang menjaga keamanan sekitar ATM menyapa pak Mukidi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun