Guru penggerak itu dianggap nyepam. Setiap hari link tulisannya di kompasiana selalu muncul di berbagai WA Group yang diikutinya. Ada yang suka tapi ada juga yang tidak suka. Hal itu dianggap biasa saja oleh guru penggerak yang bersangkutan. Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.Â
Masih banyak orang yang menunggu tulisan guru penggerak itu yang terus memotivasi guru Indonesia. Buktinya, peserta kelas belajar menulis nusantara (KBMN) PGRI yang dipimpinnya dapat berjalan dengan sukses. Kami malah akan merencanakan sebuah kegiatan besar di Yogyakarta pada bulan Juli 2023 nanti. Pokoknya seru deh!
Memang tidak mudah menjadi guru penggerak. Dia harus punya kemampuan bicara dan menulis yang seimbang. Oleh karena itu, Omjay dkk telah membuka kelas menulis dan bicara di PGRI. Alhamdulillah para lulusannya kini sudah sukses menjadi guru-guru tangguh berhati cahaya. Mereka mampu menjadi guru pelopor di sekolahnya masing-masing. Mereka juga sudah dibekali ilmu cara bicara secara virual yang menarik. Prof. Eko Indrajit sudah memberikan ilmunya kepada kita semuanya. GRATIS.
Guru penggerak adalah sosok guru yang mampu tergerak dan menggerakkan orang lain. Mereka belajar lewat elearning. Kami menyebutkan kelas online guru penggerak. Program E-learning Guru penggerak merupakan program untuk mengelola kelas Guru penggerak. Hanya mereka yang lulus calon guru penggerak yang bisa login dan membuka link ini.
Ada 3 paket modul yang sudah disiapkan dalam elearning guru penggerak. Kami belajar secara online bersama calon guru penggerak lainnya di angkatan 7. Awalnya kami tak terbiasa, lama-lama menjadi biasa dan kebiasaan. Bila sehari tak membuka LMS terasa ada yang kurang. Seperti membuka blog kompasiana saja. Sehari tak dibuka terasa rindu bergemuruh di dalam dada. Maklumlah Omjay ini sudah masuk kategori Fanatik di kompasiana dan mampu setia selama 14 tahun menulis di kompasiana.
Menjadi guru penggerak "berlabel" kemdikbudristek adalah sebuah pilihan. Kita semua pada dasarnya adalah guru penggerak. Semua guru di Indonesia adalah guru penggerak. Hanya saja, untuk program pendidikan guru penggerak kemdikbudristek, diperlukan waktu 6 bulan untuk belajar bersama instruktur, fasilitator, dan pengajar praktik guru penggerak.Â
Kita mendapatkan kawan-kawan guru yang baik hati. Mereka mau berbagi ilmunya dan dibayar honornya oleh pemerintah. Begitupun kami yang masih menjadi calon guru penggerak (CGP). Pulang lokakarya selalu ada uang saku yang menggembirakan istri. Itu kalau CGP-nya bapak guru, kalau CGP-nya ibu Guru? ya menggembirakan suaminyalah, karena tak perlu lagi menambah uang belanja, hahaha.
Menjadi guru penggerak itu berat. Biar Omjay saja dan kawan-kawan CGP lainnya yang mengalaminya. Kami sadar ikut program pendidikan guru penggerak (PPGP) dan sangat menikmati prosesnya. Tak terasa sudah mau lokakarya keempat. Kami akan bertemu kembali para pengajar praktik yang baik hati. Kabarnya, mereka sudah kopdar di yogyakarta bersama pengajar praktik lainnya. Wah, pasti akan ada tambahan "amunisi" ilmu pengetahuan yang akan dibagikan kepada kami yang haus akan ilmu santet eh ilmu pendidikan. Hehehe.
Biarlah guru penggerak dianggap nyepam. Sebab mereka tak tahu kalau program pendidikan guru penggerak ini membawa manfaat yang besar bagi kami. Tentu belum bisa kami rasakan sekarang, namun di masa yang akan datang akan kami buktikan.Â