Seorang kawan baik di kompasiana, memberikan komentar di tulisan Omjay tentang gaji guru penggerak. Katanya program guru penggerak menghamburkan uang negara. Omjay tersenyum membaca komentarnya tersebut.
Baca di sini:Â Apakah Benar Guru Penggerak Dibayar 1 X Gaji Tiap Bulan?
Berikut ini komentarnya:
"Program guru penggerak boleh dikatakan prgram yang menghaburkan uang negara dan merupakan praktek yang tidak tepat sasaran menurut saya dan terkesan mubazir waktu bagi peserta, karena esensinya adalah memahami apa itu kurikulum merdeka belajar yang seyogianya sudah bisa dilakukan secara mandiri dengan sistim studi tiru individual. Bagaimana penerapan kurikulum merdeka dan semua guru berhak atas informasi itu bukan direkrut dengan embel2 guru penggerak dan ada yang sudah tiga kali ikut blom juga lolos..terus kita harus salahkan mereka dengan mengkategorikan mereka tidak punya kompetensi.. itu suatu diksi yang tak berdasar proyek ini sangat menghamburkan uang mulai dari persiapan sampai pada rekrutmen peserta guru penggerak sudah menggelontorkan dana triliun rupiah dan apa efeknya sama guru penggerak..? ya pasti ujung2 nya di beri piagam sebagai tanda dia sudah lulus jadi guru penggerak..tanpa ada kompensasi waktu dan keuangan pribadi yang terbuang. Jika dibanding dengan pengajar praktik, fasilitator dan lainnya yang terkait dengan proyek yang menghamburkan uang triliunan. Tahun ini 60 triliun menurut menteri keuangan yang diusulkan oleh menteri pendidikan suatu anggaran terbesar dikementrian pendidikan yang nota bene untuk distribusi biaya proyek atas nama pengembangan pendidikan..pasti paham yang namanya proyek ya tau sendiri aja berapa persen jadi modal dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar besarnya yang jelas guru dan satuan pendidikan selama proyek sosialisasi kurikulum merdeka lebih banyak dijadikan objek penderita dari keserakahan penguasa".
Apa yang beliau tuliskan ada benarnya. Namun ada juga salahnya. Sebab beliau hanya melihatnya dari luar program dan tidak ikut dalam program pendidikan guru penggerak kemdikbudristek. Menurut pendapat saya: tidak ada yang salah dengan program guru penggerak.
Bedanya adalah model transfer ilmunya. Mereka diminta membagikan kepada guru-guru lainnya. Dibandingkan dengan program lama, ada yang namanya guru inti, atau nama lainnya. Yang tugasnya hampir sama.
Sekedar informasi saja, uji coba kurikulum 2013 hanya menghabiskan dana Rp. 1,46 Triliun untuk 6326 sekolah dan pelatihan guru secara masif. Data ini disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi X DPR dengan mendikbud RI.
Bagi kami yang mengikuti program pendidikan guru penggerak tentu akan berbeda pendapatnya. Kegiatan ini memang menghabiskan biaya yang sangat besar, karena Indonesia ini luas dan tersebar ke berbagai kota dan kabupaten. Menurut Informasi yang Omjay baca, anggaran 2021 untuk 2500 sekolah penggerak dan 18.800 guru sejumlah Rp. 2,86 Trilyun.