Namanya Bu Hajah Martini. Omjay memanggilnya Bu Hajah. Beliau berjualan soto ayam di depan sekolah Labschool Jakarta di Jalan Pemuda Rawamangun Jakarta Timur. Soto ayamnya enak sekali, sehingga banyak yang membeli sotonya.Â
Kalau pagi dari jam 06.00 sampai 09.00 WIB, beliau mangkal dibawah jembatan halte busway UNJ di jalan pemuda. Kalau setelah jam 9 sampai sore hari, beliau mangkal di depan pintu masuk sekolah Labschool Jakarta.
Sudah hampir sebulan Bu hajah pulang kampung ke Sampang, Madura. Banyak orang yang kehilangan beliau. Termasuk Omjay yang merupakan salah satu pelanggan tetapnya. Rasa sotonya memang beda. Entah bumbu apa yang diraciknya. Sekali menguyup kuah sotonya, anda pasti tergoda.
Harga semangkuk soto ayam tidak mahal. Sepuluh ribu kalau sotonya saja. Tambah nasi jadi tigabelas ribu. Kalau mau tambah kerupuk, bisa nambah dua ribu rupiah saja. Jadi kalau lengkap dengan nasi soto plus kerupuk hanya Rp. 15.000 (lima belas ribu rupiah) saja. Anda sudah makan siang enak di kota Jakarta yang serba mahal.
Biasanya Omjay makan di Labkom SMP Labschool Jakarta. Nasi dan sotonya dibungkus. Kalau hari ini Omjay bersengaja makan di tempat sambil ngobrol dengan ibu hajah penjual soto ayam.
Sehari bisa masuk uang sejuta kalau sedang ramai. Paling sedikit enam ratus ribu rupiah. Biaya modal beli ayam dan lain-lain sekitar Rp. 500.000 sampai Rp. 600.000. Begitulah bu Hajah bercerita.
Sehari beliau bisa untung minimal Rp. 200.000. Nah, kalau lagi ramai bisa sampai 300.000. Beliau dibantu suaminya yang membawa bahan belanjaan dan lain sebagainya. Suami istri ini setiap hari kompak menjemput rezekinya.Â
Bu Hajah cerita. Selama di kampung tidak ada pemasukan. Mereka pulang kampung karena ada saudaranya yang menikah. Sekarang mulai dari nol lagi dengan modal seadanya. Alhamdulillah banyak yang membeli dagangannya.